BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Mekanisme
Kerja Hormon
Berbagai hormon berfungsi mengatur tingkat aktivitas
jaringan sasaran. Untuk memberikan fungsi pengaturan ini, mereka dapat mengubah
reaksi-reaksi kimia dalam sel, mengubah permeabilitas membran sel terhadap
zat-zat khusus, atau mengaktifkan bebe-rapa mekanisme sel spesifik lain.
Berbagai hormon melakukan efek ini dalam banyak cara. Akan tetapi, dua
mekanisme umum yang penting dengan rnana banyak hormon berfungsi adalah: (1)
pengaktifan sis-tern AMP siklik sel, yang selanjutnya menimbulkan fungsi sel
tertentu, atau (2) pengaktifan gen sel yang menyebabkan pembentukan protein
intrasel yang memulai fungsi sel tertentu. Mekanisme mekanisme tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1.2.1 Mediator Hormonal Intrasel – Amp Siklik
Banyak hormon menunjukkan
efeknya pada sel pertama kali dengan menyebabkan dibentuknya zat 3', 5’
adenosin monofosfat siklik (AMP siklik) dalam sel. Setelah dibentuk, AMP siklik menyebabkan efek : hormon dalam sel. Jadi, AMP siklik merupakan
suatu mediator hormonal intrasel AMP siklik sering juga dinamakan 'second messenger' untuk mediator
hormon "first messenger" merupakan hormon
perangsang itu sendiri.
Gambar 49-1 melukiskan fungsi AMP siklik le-hih mendalam. Hormon perangsang bekerja pada membran sel sasaran, berikatan dengan reseptor
spesifik untuk jenis hormon tertentu. Kekhususan resep-tor menentukan hormon mana yang akan mempe-ngaruhi
sel sasaran. Setelah berikatan dengan reseptor, gabungan hormon dan reseptor mengaktifkan en-zim adenil siklase dalam membran, dan
sebagian ade-nil siklase yang
berhubungan cfengan sito plasm a segera
menyebabkan perubahan ATP sitoplasma menjadi AMP siklik. AMP siklik kemudian memulai sejumlah fungsi sel sebelum ia sendiri dirusak fungsi seperti mengaktifkan enzim-enzim dalam sel, mengubah permeabilitas sel,
memulai sintesis protein spesifik intrasel,
menyebabkan kontraksi dan telaksasi otot, memulai sekresi dan banyak efek lainnya. Jenis efek yang akan
terjadi di dalam sel ditentukan oleh sifat sel itu sendiri. Jadi, sel tiroid
dirangsang oleh AMP siklik, untuk membentuk hormon tiroid, sedangkan selkorteks
adrenal membentuk hormon-hormon kor-teks adrenal. Sebaliknya, AMP siklik
mempengaruhi sel-sel epitel tubulus ginjal dengan meningkatkan
per-meabilitasnya terhadap air.
Mekanisme AMP siklik telah diperlihatkan sebagai
mediator hormonal intrasel sekurang-kurangnya bagi beberapa iungsi
hormon-hormon berikut (dan banyak iainnya):
1. Adrenokortikotropin
2. Hormon perangsang tirorl
3. Hormon luteinisasi
4. Hormon perangsang folikei
5. Vasopresin
6. Hormon paratiroid
7. Glukagon
8. Katekolamin
9. Sekretin
10.
"Releasing factors" hipotalamus
1.2.2 Kerja Hormon Steroid
Pada Gen Untuk Menyebabkan Sintesis Protein
Cara kedua utama hormon-hormon khususnya horrron steroid yang disekresi
olehkorteks adrenal, ovarium. dan testis bekerja adalah menyebab kan sintesis protein pada sel sasaran; beberapa
protein ini merupakaii enzim-enzim
yang slanjutnya meng-aktifkan fungsi-fungsi
lain sel.
Rangkaian peristiwa dalam
fungsi steroid adalah sebagai berikut:
1.
Hormon steioid memasuki sitoplasma sel, tempat ia berikatan dengan protein
reseptor spesifik.
2.
Gabungan protein reseptor hormon kemudian berdifusi
masukatau ditranspor masuk inti.
3.
Gabungan ini kemudian mengaktifkan gen spesifk
untuk membentuk 'messenger RNA'.
4.
'Messenger RNA' berdifusi masuk sitoplasma tempat
ia meningkatkan proses translasi pada ribosom untuk membentuk protein
baru.
Sebagai contoh, aldosteron,
salah satu hormon yang disekresi oleh korteks adrenal,
memasuki sitoplasma sel tubulus ginjal, yang mengandung protein reseptor
spesifik untuk aldosteron. Kemudian, tempat rangkaian peristiwa di
atas. Setelah sekitar 45 menit, protein mulai terlihat pada sel
tubulus ginjal yang meningkatkan reabsorpsi natrium dari
tubulus dan sekresi kaliurri ke dalam tubulus. Jadi, terdapat perlambatan
khas pada kerja akhir hormon steroid dari 45 menit sampai beberana jam, yangjelas
berbe-da dengan Kerja hampir seketika dari beberapa peptida dan hormon turunan peptida yang merangsang sel dengan mekanisme AMP siklik.
1.2.3 Mekanisme Fungsi Hormon Lainnya
Hormon-hormon dapat mempunyai
efek langsung
pada sel, walaupun pada sebagian besarkeadaan mekanisme
tepat dari efek ini tidak diketahui. Misalnya, insulin meningkatkan
permeabilitas sel terhadap glukosa, dan
hormon pertumbuhan meningkatkan transpor asam ainino ke dalam sel.
Selain itu, beberapa hormon, seperti asetilkolin, langsung mempenga-ruhi membran sel dengan mengubah permeabilitasnya
terhadap ion-ion dan karena itu
menimbulkan kon-traksi otot atau menyebabkan efek-efek lain.
1.2.4 Kelenjar Hipofisis Dan Hubungnnya
Dengan Hipotalamus
Kelenjar pituitaria juga dinamakan hipofisis,
merupakan kelenjar kecil garis tengah
kurang dari 1 cm. dan berat sekitar 0,5 sampai 1 gram yang terletak dalam sella tursica pada basis
otak dan dihub ungkah dengan hipotlamus oleh tangkai pituitaria, atau
infundibulum hipotalami. Secara fisiologis hipofisis dibagi, dalam dua bagian:
hipofisis ariterior, juga dikenal ebagaia denohipofisis ,dan hipofisisposterior,
juga dikenal sebagai neurohipofisis. Enamhornion yang sangat penting ditambah
beberapa yang kurang penting disekresi oleh hipofisis anterior, dan dua hormon
yang penting disekresi oleh hipofisis pusterior. Hcrmon-hormon hipofisis
anterior mengatur peranan utama mengatur
fungsi metabolisme di seluruh tubuh, seperti diperlihatkan dalam (1) hormon
pertumbuhan meningkatkan pertumbuhan binatang dengan mempengaruhi banyak fungsi
metabolisme di seluruh tubuh, khususnya pembentukan protein. (2) Adreno kortikotropin
mengatur sekresi beberapa hormon korteks adrenal, yang selanjutnya mempengaruhi
metabolisme glukosa, protein, dan lemak. (3) Hormon perangsang tiroid mengatur
kecepatan sekresi tiroksin oleh kelenjar tiroid, dan tiroksin selanjutnya
mengatur kecepatan sebagian besar reaksi-reaksi kimia seluruh tubuh (4)
Prolaktin meningkatkan perkembangan kelenjar mammae dan pembentukan susu. Dan
dua hormon gonadotropin, (5) hormon perangsang folikel dan (6) hormon
luteinisasi, mengatur pertumbuhan gonad serta aktivitas reproduksinya.
Dua hormon yang disekresi oleh hipofisis posterior
memegang peranan lain: (1) Hormon antidiuretik mengatur kecepatan ekskresi air
ke dalam urina dan dengan card ini membantu mengatur konsentrasi air dalam
cairan tubuh. (2) Oksitosin (a) mengkontraksi alveolus payudara, sehingga
membantu mengalirkan susu dari kelenjar mammae ke puting susu selama penghisapan;
dan (b) mengkontraksikan uterus, jadi membantu melahirkan bayi pada akhir
kehamilan
Hipofisis anterior merupakan kelenjar yang sangat
vaskular dengan sinus-sinus kapiler yang luas di antar a sel-sel kelenjar.
Harnpir semua darah yang masuk sinus-sinus ini pertama kali melalui
"capilary bed" pada jaringan hipotalamus bagian bawah dan kemudian
melalui pembuluh portal hipofalamik hipofisdal yang kecil masuk ke sinus-sinus
hipotalamus anterior. melukiskan suatu arteri kecil yang mensuplai bagian
terendah hipotalamus yang dinamakan eminensia mediana. Tunas vaskular yang
kecil menonjol masuk substansia eminensia mediana dan kemudian kembali ke
permukaannya, bergabung membentuk pembuluh portal hipotalamik-hipofisial.
Pembuluh ini selanjutnya berjalan turun sepanjang tangkai hipofisis untuk
mensuplai sinus-sinus hipofisis anterior.
Sekresi 'Releasing Factor' dan 'Inhibitory HorTione'
Hipotalamus ke dalam Eminensia Mediana. Neuron-neuron khusus pada hipotalamus
mensintesis dan menyekresi hormon yang dinamakan 'releasing' dan 'inhibitory
hormone'hipotalamus yang rnengatur sekresi hormon-hormon hipofisis anterior.
Neuron-neuron ini berasal dari berbagai bagian hipotalamus dan mengirimkan
serabut-serabut sarafnya ke eninen-sia mediana. Ujung-ujung serabut ini berbeda
dari sebagian besar ujung-ujung pada susunan saraf pusat dalam fungsinya karena
tidak menghantarkan isyarat dari satu neuron ke neuron lainnya, tetapi hanya
menyekresi 'releasing' dan 'inhibitory hormone' hipotalamus ke dalam cairan
jaringan. Hormon ini sege-ra diabsorpsi ke dalam kapiler hipotalainik hipofisial
dan langsung diangkut ke sinus-sinus kelenjar hipofisis anterior.
Fungsi 'Releasing' dan 'Inhibitory Hormone'.
Fungsi 'releasing' dan 'inhibitory hormone' adalah mengatur sekresi
hormon-hormon hipofisis anterior. Untuk setiap jenis hormon hipofisis anterior
terdapat 'releasing hormone' hipotalamus yang sesuai; untuk sebagian hormon
hipofisis anterior terdapat juga 'inhibitory' factor" hipotalamus yang
sesuai. Untuk sebagian besar hormon hipofisis anterior, 'releasing hormone'lah
yang penting; tetapi untuk prolaktin, 'inhibitory hormone'lah yang mungkin
mengadakan pengaturan terbanyak. 'Releasing' dan 'inhibitory hormone'
hipotalamus yang penting adalah:
1. Thyroid-stimulating hormone
releasing factor ((TRF),
yang menyebabkan pengeluaran hormon perangsang tiroid.
2. Corticotropin releasing
factor (CRF), yang menyebabkan pengeluaran adrenokortikotropin. Growth-hormone releasing factor (GRF),
yang menyebabkan pengeluaran hormon partum buhan.
yang menyebabkan pengeluaran hormon partum buhan.
3. Luteinizing hormone
relasing factor (LRF),yang menyebabkan pengeluaran hormon hiteinisasi dan
hormon perangsang folikel.
4. Prolactin inhibitory
hormone (PIH), yang menyebabkan penghambatan sekresi prolaktin.
1.2.5 Fungsi – Fungsi Fisiologis Hormon Hipofisis anterior
Semua hormone utama hipofisis anterior disamping hormone
pertumbuhan menimbulkan efek dengan merangsang
"kelenjar sasaran" kelenjar tiroid,
korteks adrenal, ovarium. testis, dan kelenjar mammae. Fungsi masing-masing
hormon hipofisis anterior dikenal baik berhubungan dengan fungsi kelenjar
sasaran masing-masing dengan kekecualiau hormon pertumbuhan yang fungsinya akan
dibicarakan pada bab selanjutnya bersama dengan fungsi kelenjar sasaran.
Berbeda dengan hormon-hormon lain, hormon pertumbuhan tidak berfungsi melalui
kelenjar sasaran tetapi menimbulkan efek pada semua atau hampir semua jaringan
tubuh.
1.3 Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (GH = 'growth hormone), juga
dinamakan somatotropic hormone (SH) atau somatotropin, merupakan molekul
protein kecil yang mengandung 191 asam amino dalam satu rantai dan mempunyai
berat molekul 22.005. la menyebabkan pertumbuhan semua jaringan tubuh yang
mampu tumbuh. la meningkatkan penambahan ukuran sel dan meningkatkan mitosis
bersama peningkatan jumlah sel. Sebagai contoh, Gambar 49-5 melukiskan peta
berat badan dua tikus yang sedang tumbuh, salah satu di antaranya setiap hari
mendapat suntikan hormon
pertumbuhan, dibandingkan dengan turunan
yang sama yang tidak mendapat hormon per-tumbuhan.
Efek Dasar Metabolisme Hormon Pertumbuhan. Hormon
pertumbuhan diketahui mempunyai efek dasar pada proses-proses metabolisme tubuh
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kecepatan
sintesis protein da lam semua sel tubuh.
2. Menurunkan kecepatan
penggunaan karbohidrat di seluruh tubuh.
3. Meningkatkan mobilisasi
lemak dan penggunaan lemak untuk energi.
Jadi, sebenarnya hormon pertumbuhan me-nambah
protein tubuh, menghemat karbohidrat dan menggunakan cadangan lemak. Mungkin
bahwa pe-ningkatan kecepatan pertumbuhan terutama akibat peningkatan kecepatan
sintesis protein.
Perangsangan Pertumbuhan Tulang Rawan dan Tulang
- Peranan "Somatomedin". Hormon pertumbuhan tidak mempunyai efek
langsung pada pertumbuhan tulang rawan dan tulang, keduanya harus turn-buh
bila seluruh struktur binatang bertambah. Akan tetapi, hormon pertumbuhan
merangsang secara tidak langsung pertumbuhan mereka dengan menyebabkan
dibentuknyabeberapa protein kecil yang bersama-sa-ma dinamai somatomedin pada
hati dan mungkin juga ginjal; zat ini selanjutnya bekerja langsung pada tulang
rawan dan tulang untuk meningkatkan pertumbuhannya. Somatomedin dibutuhkan
untuk pembentukan kondroitin sulfat dan kolagen, kedua zat ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan tulang rawan dan tulang.
Somatomedin dapat merangsang pertumbuhan
ja-ringan lain selain tulang rawan dan tulang, sebagian besar mungkin
menyebabkan pengendapan jaringan penyambung dan penebalan kulit.
1.3.1 Peranan
Hormon Pertumbuhan dalam Peningkatan Pengendapan Protein.
Walaupun penyebab terpenting peningkatan
pengendapan protein yang disebabkan oleh hormon pertumbuhan tidak diketahui,
diketahui serangkaian efek yang semuanya dapat mengakibatkan peningkatan
protein. Efek-efek ini adalah:
1.
Peningkatan Transpor Asam Amino Melalui Membran Sel. Hormon
pertumbuhan langsung meningkatkan transpor paling tidak beberapa dan mungkin
sebagian besar asam amino melalui membran sel ke bagian dalam sel. Hal ini
meningkatkan konsentra-si asam amino dalam sel dan diduga paling tidak sebagian
bertanggung jawab akan peningkatan sintesis protein.
2.
Peningkatan Sintesis Protein oleh Ribosom Walaupun asam amino tidak bertambah di dalam
sel,hormon pertumbuhan tetap menyebabkan jumlahnya protein yang disintesis
dalam sel meningkat. Halini dianggap sebagian disebabkan o'eh efek langsung pada
ribosom, membuat ribosom menghasilkan lebih
banyak molekul protein.
banyak molekul protein.
3.
Peningkatan Pembentukan RNA. Dalam waktu yang lebih lama, hormon
pertumbuhan juga merangsang proses transkripsi pada inti, menyebabkan
pernbentukan RNA meningkat. Hal ini
selanjutnya meningkatkan sintesis protein.
4.
Pengurangan Katabolisme Protein dan Asam Amino. Selain meningkatkan
sintesis protein, terdapat penurunan pemecahan protein serta penggunaan protein
dan asam amino untuk energi. Alasan yang mungkin akan efek iri adalah bahwa
hormon pertum
buhan juga memobilisasi asam lemak bebas dalam
jumlah besar dari jaringan adiposa, dan asam lemak
bebas ini selanjutnya digunakan untuk suplai sebagian
besar energi bagi sel-sel tubuh, jadi bekerja sebagai
"protein sparer" yang kuat.
buhan juga memobilisasi asam lemak bebas dalam
jumlah besar dari jaringan adiposa, dan asam lemak
bebas ini selanjutnya digunakan untuk suplai sebagian
besar energi bagi sel-sel tubuh, jadi bekerja sebagai
"protein sparer" yang kuat.
Ringkasan. Hormon pertumbuhan meningkatkan hampir
semua segi ambilan asam amino dan sintesis protein oleh sel, sementara pada
saat yang sama mengurangi pemecahan protein
1.3.2 Efek Homon pertumbuhan dalam meningkatkan penggunaan lemak untuk
energi
Hormon pertumbuhan mempunyai efek spesifik dalam
menyebabkan mengeluarkan asam lemak dari jaringan adiposa, sehingga
meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh. Selain itu, dalam
jaringan ia meningkatkan perubahan asam lemak menjadi asetil KoA dan penggunaan
selanjutnya zat ini untuk energi. Oleh karena itu, di bawah pengaruh hormon
pertumbuhan lebih disukai penggunaan lemak untuk energi daripadakarbohidrat
dan protein.
1.3.2 Efek
Hormon Pertumbuhan pada Metabolisme Karbohidrat
Hormon pertumbuhan mempunyai tiga efek utama pada metabolisme glukosa
sel. Efek-efek ini adalah (1) pengurangan penggunaan glukosa untuk
energi, (2) peningkatan nyata pengendapan glikogen dalam sel, dan (3)
pengurangan ambilan glukosa oleh sel.
Pengurangan Penggunaan Glukosa untuk Energi.
Sayang, kita tidak mengetahui mekanisme tepat hormon pertumbuhan mengurangi
penggunaan glukosa oleh sel. Akan tetapi, penurunan ini mungkin seba-gian
akibat dari peningkatan mobilisasi dan penggunaan asam lemak untuk energi yang
disebabkan oleh hormon pertumbuhan. Yaitu, asam lemak membentuk asetil Ko A
dalam jumlah besar, yang selanjutnya memulai efek umpan balik untuk menghambat
pemecahan ghkolisis glukosa dan glikogen.
Peningkatan Pengendapan Glikogen. Karena glukosa
dan glikogen tidak dapat digunakan untuk energi, glukosa yang inasuk sel
dengan cepat mengalami polimerisasi menjadi glikogen dan mengendap. Oleh karena
itu, sel cepat menjadi jenuh dengan glikogen dan tidak dapat menyimpan lebih
banyak lagi.
Pengurangan Ambilan Glukosa oleh Sel dan Peningkatan
Konsentrasi Glukosa Darah. Bila hormon pertumbuhan pertama kali dibeiikan pada
binatang, ambilan glukosa oleh sel meninglat dan konsentrasi glukosa darah sedikit
turun. Akan tetapi, bila sel menjadi jenuh dengan glikogen dan penggunaan
glukosa untuk energi berkurang, ambilan glukosa selanjutnya kemudian menjadi
sangat berkurang. Tanpa ambilan sel yang normal, konsentrasi glukosa darah
mening-kat, kadang-kadang setinggi 50 sampai 100 persen di atas normal.
Efek Diabetogenik Hormon Pertumbuhan. Baru kita
kemukakan bahwa hormon pertumbuhan meng-akibatkan peningkatan moderat
konsentrasi glukosa darah. Hai ini selanjutnya merangsang sel beta pulau
Langerhans untuk mengsekresi insulin tambahan. Selain efek ini, hormon
pertumbuhan mungkin atau kemungkinan mempunyai efek perangsang sedang langsung
pada sel beta juga. Gabungan kedua efek ini kadang-kadang merangsang sekresi
insulin berlebihan oleh sel beta sehingga benar-benar "terbakar
habis". Bila hal ini terjadi, orang ini menderita diabetes melli-tus,
suatu penyakit yang akan dibicarakan secara mendalam. Oleh karena itu, hormon
pertumbuhan dikatakan mempunyai efek diabetogenik.
Ø Pengaturan Sekresi Hormon
Pertumbuhan
Selama bertahun-tahun telah diakui bahwa hormon
pertumbuhan terutama disekresi selama masa pertumbuhan tetapi kemudian
menghilang dari darah pada waktu pubertas. Akan tetapi, telah terbukti bahwa
hal ini jauh dari benar, karena setelah pubertas, sekresi terus berlangsung
dengan kecepatan sebesar atau hampir sama besar seperti kecepatan waktu
anak-anak. Selanjutnya, kecepatan sekresi hormon pertumbuhan meningkat dan
menurun dalam beberapa menit dalam hubungannya dengan keadaan gizi atau stres
seseorang, seperti selama kelaparan, hipoglikemia, gerak badan, kegelisahan,
dan trauma.
Konsentrasi normal hormon pertumbuhan dalam
plasma pada orang dewasa sekitar 3 nanogram per mililiter dan pada anak-anak
sekitar 5 nanogranrper mililiter. Akan tetapi, nilai-nilai ini sering meningkat
sampai setinggi 59 milirnikron per mililiter setelah pengurangan cadangan
protein tv.buh atau karbohidrat. Pada keadaan akut, hipoglikemia merupakan
stimulator sekresi hormon pertumbuhan yang jauh lebih kuat daripada penurunan
konsentrasi asam amino dalam darah. Sebaliknya, pada keadaan kronik. derajat
pengurangan protein sel tampaknya lebih dikaitkan dengan tingkat horrron
pertumbuhan daripada per-sediaan glukosa. Misalnya, kadar hormon pertumbuhan
yang sangat tinggi yang terjadi selama kelaparan sangat erat dikaitkan dengan
jumlah pengurangan protein.
Jadi, hampir pasti bahwa sekresi hormon pertumbuhan
diatur waktu demi waktu oleh keadaan gizi dan stres tubuh, dan tampaknya faktor
yang terpenting yang mengatur sekresi hormon pertumbuhan adalah kadar protein
sel, walaupun perubahan konsentrasi glukosa darah juga dapat menyebabkan
perubahan sekresi hormon pertumbuhan yang sangat cepat dan dramatis. Akibatnya,
dapat dikemukakan bahwa hormon pertumbuhan bekerja pada sistem umpan-balik
sebagai berikut: Bila jaringan muiai menderita malnutrisi, khususnya akibat
nutrisi protein yang jelek, disekresi hormon pertumbuhan dalam jumlah besar.
Selanjutnya hormon pertumbuhan me-ningkatkan sintesis protein baru, sementara
pada saat yang sama menghemat protein yang telah terdapat dalam sel.
Keseluruhan efek umpan balik ini yang mengon-trol
sekresi hormon pertumbuhan dianggap dimediasi melalui hipotalamus. Hipotalamus
menyekresi Growth hormone laksing hormone (GHRH) yang sebaliknya menyebabkan
hipofisis anterior menyekresikan hormon
pertumbuhan. Nukleus hipotalamus
yang menyebabkan sekresi hormon pertumbuhan adalah mkleus
ventromedialis, nucleus yang sama juga membantu mengontrol aspek metabolisme
lain seperti ingkatan lapar dan makan.
1.4 Kelainan-Kelainan Sekresi
Hormon Pertumbuhan
Dwarfisme. Beberapa keadaan dwarfisme akibat
lefisiensi sekresi hipofisis anterior waktu anak-anak. Pada umumnya, gambaran
tubuh berkembang atu sama lain dalam perbandingan yang sesuai, tetapi kecepatan
perkembangan sangat berkurang. Anak yang telah mencapai usia 10 tahun dapat
mempunyai perkembangan badan anak usia 4 sampai 5 tahun, sedangkan orang yang
sama yang telah mencapai usia 20 tahun dapat mempunyai perkembangan badan anak
7 sampai lO tahuan
Penderita dwarfisme tidak pernah melewati pubertas dan tidak
pernah menyekresi hormon gonado/ tropin dalam jumlah cukup untuk perkembangan fungsi
seksual dewasa. Akan tetapi, pada satu pertiga dwarfisme, hanya terdapat
defisiensi hormon pertumbuhan saja; individu ini mempunyai seksual matang dan
kadang-kadang mempunyai anak.
Giantisrae. Kadang-kadang, sel-sel penghasil hormon
pertumbuhan hipofisis anterior menjadi aktif berlebihan, dan kadang-kadang
malahan terdapat tumor sel hormon pertumbuhan sel asidofilikipada ke-lenjar
ini. Sebagai akibatnya, dihasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah besar.
Semua jaringan tubuh tumbuh cepat, termasuk tulang, dan bila epifisis tulang
panjang belum bersatu dengan batang tulang, tinggi badan bertambah sehingga
orang tersebut menjadi seperti raksasa dengan tinggi sebesar 8 sampai 9 kaki
Jadi, agar giantisme terjadi, tumor harus timbul sebelum pubertas.
Sayangnya sebagian besar pasien giantisme
akhirnya menderita hipopituitarisme bila mereka tetap tidak diobati karena
tumor kelenjar hipofisis tumbuh sampai sel kelenjar itu sendiri rusak.
Defisiensi umum hormon hipofisis ini bila tak diobati biasanya menyebabkan
kematian pada permulaan masa dewasa. Tetapi, sekali giantisme didiagnosis,
biasanya perkembangan selanjutnya dapat dihambat dengan pembuangan tumor dari
kelenjar hipofisis dengan bedah mikro atau radiasi kelenjar.
Akromegali. Bila tumor sel hormon pertumbuhan
terjadi setelah pubertas — yaitu, setelah epifisis tulang panjang bersatu
dengan batang tulang - orang tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi; tetapi
jaringan lunaknya dapat terus tumbuh, dan tulang dapat tumbuh menebal. Keadaan
ini dikenal sebagai akromegali. Pembesaran khususnya nyata pada tulang-tulang
kecil tangan dan kaki serta pada tulang-tulang membranosa, termasuk kranium,
hidung, atap dahi, pinggir su-praorbita, rahang bawah, dan bagian-bagian
vertebra, karena pertumbuhannya tidak berhenti pada pubertas. Akibatnya, rahang
menonjol ke depan, kadang-kadang sebesar setengah inci, dahi miring ke depan
karena pertumbuhan pinggir supraorbital yang berlebihan, hidung bertambah besar
sampai mencapai dua kali ukuran normal, kaki memerlukan sepatu ukuran 14 atau
yang lebih besar, dan jari-jari menjadi sangat tebal sehingga ukuran tangan
hampir dua kali normal. Selain efek-efek ini, perubahan pada vertebra biasanya
menyebabkan punggung bungkuk. Akhirnya, banyak organ jaringan lunak seperti
lidah, hati, dan khususnya ginjal menjadi sangat besar. Suatu gambaran khas
akromegali.
Ø Hormon antidiuretik (ADH)
dalam jumlah sedikit sekali sekecil 2
nanogram bila disuntikkan ke orang dapat
menyebabkan antidiuresis, yaitu, penurunan ekskresi air oleh ginjal. Efek
antidiuretik ini dibicarakan dengan mendalam dalam Bab 25. Singkatnya,.tanpa
adanya ADH, duktus koligens (dan mungkin, dalam arti yang lebih sempit, bagian
tubulusdis-tal's) hampir tak permeabel sama sekali terhadap air, yang mencegah
reabsorpsi bermakna air dan oleh karena itu memungkinkan kehilangan air dalam
jumlah besar ke dalam urina. Sebaliknya, dengan adanya ADH, permeabilitas
duktus ini terhadap air meningkat sekali dan memungkinkan sebagian besar air dalam
cairan tubulus direabsorpsi, karena itu menghemat air dalam tubuh.
Ø Hormon Oksitoxin
Pengruhnya pada Uterus. Suatu zat
"oksitosik" adalah suatu zat yang menyebabkan kontraksi uterus yang
hamil. Hormon oksitosin, sesuai dengan nama-nya, sangat kuat merangsang uterus,
khususnya menjelang akhir kehamilan. Oleh karena itu, banyak ahli kandungan
yakin bahwa hormon ini paling sedikit sebagian bertanggung jawab akan kelahiran
bayi. Ini akan dibicarakan dalam Bab 56 dalam hubungan dengan reproduksi dan
kehamilan.
Efek Oksitosin pada
Ejeksi Susu. Oksitosin khususnya memegang peranan penting dalam proses
lak-tasi, karena hormon ini menyebabkan susu diperas dari alveoli masuk ke
duktus sehingga bayi dapat mendapatkannya dengan menghisap.
BAB II
FUNGSI HORMON TIROID DALAM JARINGAN
Hormon tiroid mempunyai dua efek utama pada tubuh: (1)
meningkatkan kecepatan metabolisme secara keseluruhan dan (2) pada anak-anak,
merang-sang pertumbuhan.
2.1 Peningkatan Umum Kecepatan Metabolisme
Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme
hampir semuajaringan tubuh. Kecepatan metabolisme basal dapat meningkat
sebanyak 60 sampai 100 persen di atas normal bila disekresi hormon dalam jumlah
besar. Kecepatan peaggunaan makanan untuk energi sangat dipercepat. Kecepatan
sintesis protein kadang-kadang meningkat, sementara pada saat yang sama kecepatan
metabolisme protein juga meningkat. Kecepatan pertumbuhan orang muda sangat
dipercepat. Proses mental terangsang, dan aktivitas banyak kelenjar endokrin lain
sering meningkat. Namun walaupun ada fakta bahwa kita mengetahui semua perubahan-perubahan
metabolisme akibat pengaruh hormon tiroid, namun mekanisme dasar (atau
mekanis-memekanisme) mereka bekerja sebagian besar hampir tidak diketahui. Akan
tetapi, beberapa mekanisme kerja yang mungkin ada dari hormon tiroid dijelaskan
dalam bagian berikut:
Efek Hormon Tiroid Menyebabkan Peningkatan
Sintesis Protein. Bila tiroksin atau triyodotironin diberikan pada binatang,
gen sel dirangsang mensintesis protein pada hampir semua sel jaringan tubuh.
Dianggap bahwa perangsangan gen ini timbul dalam jalan berikut: (1) hormon
tiroid digabung dengan protein "reseptor" di dalam nukleus sel. (2)
Gabungan ini, atau produkdarinya, kemudian mengaktivasi sebagian besar gen sel
untuk menyebabkan pembentukan RNA dan kemudian pembentukan protein.
Efek Hormon Tiroid pada Sistem Enzim Sel. Dalam
satu minggu atau lebih setelah pemberian hormon tiroid, paling sedikit 100 dan
mungkin lebih banyak lagi enzim intrasel meningkat jumlahnya. Contoh, salah
satu enzim, agliserofosfat dehidrogenase, aktivitasnya dapat meningkat enam
kali aktivitas normal. Karena enzim ini khususnya penting pada degra-dasi
karbohidrat, peningkatannya dapat membantu menerangkan penggunaan karbohidrat
yang cepat di bawah pengaruh tiroksin. Juga, enzim-enzim oksida-tif dan
unsur-unsur sistem transpor elektron, keduanya dalam keadaan normal ditemukan
sangat meningkat dalam mitokondria.
Efek Hormon Tiroid pada Mitokondria. Bila
tiroksin atau triyodotironin diberikan pada binatang, mitokondria pada sebagian
besar sel tubuh bertamba ukuran dan jumlahnya. Selanjutnya, permukaan total
membran mitokondria meningkat hampir se-banding dengan peningkatan kecepatan
metabolisme binatang lengkap. oleh karena itu, kesimpulannya jelas bahwa fungsi
utama tiroksin mungkin hanya meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria,
serta peningkatan ini selanjutnya meningkatkan kecepatan pembentukan ATP untuk
memberi energi fungsional sel. Sayang, bagaimanapun, peningkatan jumlah dan
aktivitas mitokondria juga dapat sebagai akibat peningkatan aktivitas sel.
Efek Hormon Tiroid dalam Meningkatkan Transpor
Aktif Ion Melalui Membran Sel. Salah satu enzim yang meningkat sebagai respon
terhadap hormon tiroid adalah Na-K ATPA
Sebaliknya ini meningkatkan kecepatan transpor natrium dan kalium melalui
membrana sel beberapa jaringan. Karena proses ini menggunakan energi dan juga
meningkatkan jumlah pembentukan panas di dalam tubuh, juga telah dianggap
bahwa ini mungkin salah satu mekanisme hormon tiroid meningkatkan kecepatan
metabolisme tubuh.
Ringkasan. Jelas bahwa kita telah mengetahui
banyak peristiwa yang terjadi dalam sel di seluruh tubuh di bawahi pengaruh
hormon tiroid. Tetapi jelas bahwa nekanisme dasar yang mengakibatkan semua efek
ini tetap sukar dipahami. Sekarang, fungsi dasar hormon tiroid yang paling
mungkin adalahkesang-gupannya untuk mengaktivasi gen di dalam nukleus sel
dengan akibat pembentukan banyak enzim sel yang baru.
Ø Efek Hormon Tiroid Atas
Per Tumbuhan
Hormon tiroid mempunyai efek umum dan khusus atas
pertumbuhan. Misalnya telah lama dikenal bahwa hormon tiroid penting bagi
perubahan metamorfik kecebong menjadi katak. Pada manusia, efek hormon tiroid
atas pertumbuhan terutama dimanifestasikan dalam anak-anak yang sedang tumbuh.
Pada orang dengan hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan sangat teretardasi.
Pada orang dengan hipertiroidisme, sering terjadi pertumbuhan angka yang
berlebihan, yang menyebabkan anak menjadi sangat lebih tinggi daripada yang
lain. Tetapi epifise menutup pada usia yang dini sehingga kemudian tinggi orang
dewasa bisa menjadi lebih pendek.
Efek merangsang pertumbuhan dari hormon tiroid
agaknya didasarkan atas kesanggupannya merangsang sintesis protein Di pihak
lain, hormon tiroid yang sangat berlebihan dapat menyebabkan katabolisme yang
lebih cepat daripada sintesis protein, sehingga kemudian simpanan protein
benar-benar dimobilisasi dan asam-asam amino dilepaskan ke dalam cairan
ekstrasel.
Ø Efek Hormon Tir Oid Atas Mekanisme
Fiswlogi Tertentu
Efek Atas Metabolisme Karbohidrat. Hormon tiroid
merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk ambilan glukosa
yang cepat oleh sel-sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukoneogenesis,
meningkatlcan kecepatan absorpsi dari traktus gastrointestinalis dan juga
meningkatkan sekresi insulin dengan efek sekunder yang dihasilkan atas
metabolisme karbohidrat. Keseluruhan efek ini agaknya akibat peningkatan enzim
yang menyeluruh, yang disebabkan oleh hormon tiroid.
Efek atas Metabolisme Lemak. Pada pokoknya semua
aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan di bawah pengaruh hormon tiroid.
Karena lemak meru-pakan sumber utama suplai energi jangka panjang, maka
simpanan lemak tubuh dikosongkan dalam jum-lah yang lebih besar daripada
kebanyakan elemen jaringan lainnya; terutama lipid dimobilisasi dari jaring-an
lemak, yang meningkatkan konsentrasi asain iemak bebas di dalam plasma dan
hormon tiroid juga sangat mempercepat oksidasi asam lemak bebas oleh sel-sel.
Efek atas Berat Badan. Pembentukan hormon tiroid
yang meningkat banyak sekali pada orang yang telah tumbuh lengkap hampir selalu
mengurangi berat badan, dan pengurangan pembentukan yang besar hampir selalu
menambah berat badan; tetapi efek ini tidak selalu terjadi, karena hormon
tiroid meningkatkan nafsu makan, dan hal ini melebihi keseimbangan perubahan
pada kecepatan metaboEsme.
Efek atas Sistem Kardiovaskular. Peningkatan
metabolisme dalam jaringan menyebabkan penggunaan oksigen Jebih cepat daripada
normal dan menyebabkan hasil akhir metabolisme yang hams dikeluarkan dari jaringan
jumlahnya lebih banyak dari normal. Efek ini menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, jadi
meningkatkan aliran darah pada hampir semua daerah tubuh. Khususnya kecepatan
aliran darah pada kulit meningkat karena peningkatan kebutuhan akan pembuangan
panas.
Sebagai akibat peningkatan aliran darah ke
un-sur-unsur bagian tubuh, curah jantung dan frekuensi jantung juga meningkat,
kadang-kadang meningkat sampai 50 persen atau lebih di atas normal bila
terda-pat hormon tiroid dalam jumlah berlebihan.
Peningkatan curah jantung akibat hormon tiroid
cenderung meningkatkan tekanan arteri. Sebaliknya, dilatasi pembuluh-pembuluh
darah perifer akibat efek lokal hormon tiroid dan panas tubuh yang berlebihan
cenderung menurunkan tekanan. Oleh karena itu, tekanan arteri rata-rata
biasanya tidak ber-ubah. Akan tetapi, karena peningkatan jalannya darah
melalui pembuluh perifer,tekanan nadi meningkat, disertai tekanan sistolik
meningkat 10 sampai 20 mm. Kg, dan tekanan diastolik berkurang sesuai.
Efek atas Respirasi. Peningkatan kecepatan metabolisme
yang disebabkan oleh hormon tiroid meningkatan penggunaan oksigen dan
pembentukan kar-bon dioksida; efek ini mengaktifkan semua Imekanis-me yang
meningkatkan kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Efek atas Saluran Pencermn. Selain meningkatkan
kecepatan absorpsi bahan makanan, hormon tiroid juga meningkatkan kecepatan
sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran pencernaan. Sering
mengakibatkan diare. Juga, yang berhubungan dengan peningkatan sekresi dan
pergerakan ini adalah peningkatan nafsu makan, sehingga masukan makanan biasanya
meningkat. Kekurangan hormon tiroid menyebabkan konstipasi.
Efek atas Susunan Saraf Pusat Pada umumnya hormon
tiroid meningkatkan kecepatan serebrasi, sebaliknya, kekurangan hormon tiroid
mengurangi fungsi ini. Individu hipertiroid mungkin mengalami kegelisahan
berlebihan dan mungkin mempunyai kecenderung psikoneurotik, seperti kompleks
ansietas, kekhawatiran berlebihan, atau paranoia.
Tremor otot. Salah satu tanda paling khas
hi-pertiroidisme adalah tremor halus pada otot. Ini bukan tremor kasar yang
terjadi pada penyakit Parkinson alau pada menggigil, karena tremor ini
berlangsung pada frekuensi yang cepat yaitu 10 sampai 15 kali per detik. Tremor
dapat mudah diketahui dengan meletakkan sehelai kertas pada jari-jari yang
dieksten-sikan dan melihat derajat getaran kertas. Tremor ini mungkin
disebabkan karena peningkatan aktivitas pada daerah-daerah medula spinalis
yang mengatur tonus otot. Tremor merupakan cara yang baik untuk menilai derajat
efek hormon tiroid pada susunan saraf pusat.
Efek atas Tidur. Karena efek yang melelahkan dari
hormon tiroid pada otot dan pada susunan saraf pusat, penderita hipertiroid
sering mempunyai pera-saan kecapaian yang konstan; tetapi karena efek
pe-rangsangan hormon tiroid pada susunan saraf, hal ini menyulitkan penderita
tidur. Sebaliknya, somnobn-yang berlebihan merupakan sifat hipotiroidisme.
Ø Pengaturan sekresi hormon
tiroid .
Untuk mempertahankan kecepatan metabolisme basal
normal, tepatnya jumlah hormon tiroid yangtepat yang harus disekresi setiap
saat, dan, untuk menyediakan hormon, bekerja suatu mekanisme umpan balik
spesifik melalui hipotalamus dan kelenjar hipofisis anterior untuk mengatur
kecepatan sekresi tiroid sesuai dengan kebutuhan metabolisme tubuh. Sistem ini
dapat dilukiskan dalam Gambar 50—5 dan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
dijelaskan sebagai berikut:
Efek Hormon Perangsang Tiroid ('Thyroid-Stimulating
Hormone') atas Sekresi Tiroid. 'Thyroid-stimulating hormone' (TSH), juga
dikenal sebagai tiro-tropin, merupakan suatu hormon hipofisis anterior, suatu
glikoprotein dengan berat molekul sekitar 28.000; ia meningkatkan sekresi
tiroksin dan triyodotironin oleh kelenjar tiroid. Efek spesifiknya pada
kelenjar tiroid adalah; (1) meningkatican proteolisis tiroglobulin dalam
folikel, dengan akibat pengeluaran hormon tiroid ke dalam darah yang
bersirkulasi dan pengurangan zat follkular itu sendiri; (2) meningkatkan
aktivitas pompa yodida, yang meningkatkan kecepatan "iodine
trapping" dalam sel kelenjar, meningkatkan rasio konsentraa yodium
intrasel terhadap ekstrasel .(3) peningkatan yodinasi tirosin dan peningkatan
penggabungan untuk membentuk hormon tiroid; (4) peningkatan ukuran dan
aktivitas sekresi sel-sel tiroid; dan (5) peningkatan jumlah sel-sel tiroid,
ditambah perubahan dari sel kuboid menjadi folikel. Ringkasnya, hormon
perangsang tiroid meningkatkan semua aktivitas sel kelenjar tiroid yang telah
diketahui.
Peranan AMP Siklik dalam Efek Perangsangan
TSH. Dalam mencoba menerangkan berbagai efek
hormon perangsang tiroid pada sel-sel tiroid, kerja tunggal utama hormon ini
telah dicari sslama berta-hun-tahun. Percobaan mutakhir menunjukkan bahwa
hormon hampir pasti mempunyai efek utama yang mengaktifkan adenilsiklase dalam
membran sel tiroid. Hal ini selanjutnya menyebabkan pembentukan AMP siklik
dalam sel, yang kemudian bekerja sebagai 'second messenger' untuk mengaktifkan
semua sistem sel tiroid. Akibatnya adalah peningkatan segera sekresi hormon
tiroid dan pertumbuhan jaringan kelenjar tiroid itu sendiri yang berlangsung
lama. Cara pengaturan aktivitas sel tiroid adalah sama seperti fungsi AMP
siklik pada banyak jaringan sasaran tubuh lain-nya.
Pengaturan Sekresi TSH dari Hipofisis Anterior
oleh Hipotalamus — Thyrotropin Releasing Hormork' (TRH). Perangsangan listrik
beberapa daerah hipotalamus, tetapi terutama daerah paraventri-kularis dan
nukleus arkuata, meningkatkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior dan secara
sebanding meningkatkan aktivitas kelenjar tiroid. Pengaturan sekresi hipofisis
anterior ini ditimbulkan oleh hormon hipotalamus, 'thyrotropin-releasing
hormone' (TRH) yang disekresi oleh ujung-ujung saraf pada eminensia mediana
hipotalamus dan kemudian ditranspor ke hipofisis anterior dalam darah porta
hipotalamik-hi-pofisial seperti yang telah dibicarakan Idalam Bab 49. TRH telah
dapat diperoleh dalam bentuk murni, dan cerbukti ia merupakan suatu zat yang
sangat sederha-na, suatu tripeptida amida pirogLutamil-histid prolinamida. TRH
mempunyai efek langsung pada sel kelenjar hipofisis anterior untuk meningkatkan
pengeluaran 'thyroid-stimulating hormone'nya. Bila sis-tem porta dari
hipotalamus yang menuju ke hipofisis anterior diputuskan sama sekali, sehingga
TRH tak dapat mencapai kelenjar hipofisis anterior, kecepatan sekresi TSH oleh
hipofisis anterior ssngat berkurang tetapi tidak sampai nol.
Efek Dingin dan Rangsangan Neurogenik Lain pada
Sekresi TSH. Salah satu rangsang yang paling dikenal untuk meningkatkan kecepatan
sekresi TSH oleh hipofisis anterior adalah memaparkan binatang ke dingin. Tikus
yang terpapar selama beberapa ming-gu meningkatkan pengeluaran hormon tiroid
kadang-kadang lebih dari 100 persen dan dapat meningkatkan kecepatan
metabolisme basal sebanyak 50 persen. Tentu saja, bahkan manusia yang bergerak
pada daerah kutub telah diketahui mempunyai kecepatan metabolisme basal 15
sampai 20 persen di atas normal.
Berbagai reaksi emosi juga dapat mempengaruhf
pengeluaran TRH dan TSH sehingga secara tidak langsung dapat
mempengaruhi sekresi hormon tiroid.
Efek emosi dan efek dingin ini tidak ditemukan
bila tangkai hipofisis dipotong, melukiskan bahwa kedua efek ini diperantara
oleh hipotalamus.
Efek Umpan-balik Terbalik Hormon Tiroid atas
Sekresi TSH Hipofisis Anterior
Pengaturan Umpan balik Sekresi Tiroid. Peningkatan hormon tiroid dalam
cairan tubuh menurunkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Bila kecepatan
sekresi hormon tiroid meningkat sekitar 1,75 kali normal, kecepatan sekresi TSH
pada hakekatnya turun sampai nol Sebagian besar efek penekanan terjadi walaupun
hipofisis anterior telah dipisahkan sama sekali dari hipotalamus, tetapi efek
ini sedikit lebih besar bila hipotalamus dan sistem porta
hipotalamik-hipofisial utuh. Olehkarena itu, mungkin bahwa peningkatan hormon
tiroid menghambat sekresi TSH hipofisis anterior dalam dua jalan: (1) efek
langsung pada hipofisis anterior sendiri, dan (2) efek yang lebih lemah yang
bekerja me lalui hipotalamus.
Tanpa memandang mekanisme umpan balik, efeknya adalah
untuk mempertahankan konsentrasi hormon tiroid bebas yang hampir tetap di dalam
cairan tubuh yang bersirkulasi. Misalnya, selama masa gerak badan berat, hormon
tiroid dikonsumsi jauh lebih cepat daripada keadaan istirahat; namun karena
kontrol umpan balik yang pantas maka kecepatan sekresi hormone tiroid menignkat
dalam jumlah yang sama seperti kecepatan konsumsi dan konsentrasi darah tetap
konstan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
System
hormone mempunyai hubungan dengan system saraf karena hormone dapat disekresi
karena akibat rangsangan saraf.
2.
Hormone
yang paling banyak disekresioleh kelenjar tiroid adalah trioksin, pembentukan
hormone tiroksin normal dibetuhkan makan kira-kira 50 gram.
3.
Medulla
andrenal dan kortek adrenal terdaapt pada kutub superior kedua ginjal kortek
andrenal dapat mensekresi mineral lokar tikad yang mempunyai efek yang sama
dalam tubuh sebagai hormone seks pria.
No comments:
Post a Comment