Powered By Blogger

Sunday, May 27, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA. MAMAE


ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA. MAMAE

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Datu dari delapan orang wanita di Amerika Serikat mempunyai massa hidup berisiko untuk mengalami kanker payudarah. Insidennya terus meningkat sementara mortalitasnya tetap sama. Tipe kanker payudarah yang paling umum adalah karsinoma duktal infiltrasi (75 % kasus). Tumor ini keras saat palpasi, biasanya bermentastasis ke nodus aksilaris, dan mempunyai prognosis yang lebih buruk ketimbang kanker payudarah tilpe yang lain. Karsinoma lobular infiltrasi bertanggung jawab untuk 5-10% kasus. Tumor ini hadir dengan tumor multisenter dan penebalan yang berbatas jelas. Nodus aksilaris yang terkena sama pada karsinoma dukltal infiltrate, tetapi tempat bermetastasisnya berbeda. Karsinom duktal biasanya menyebar ketulang, paru, hepar, atau otak, sementara karsinoma lobular bermetastasis kepermukaan meningeal atau pada tempat lain yang tidak lazim. Ada banyak tipe kanker payudarah lainnya ditunjukkan degan berbagai persentasi dan prognosis. Sekarang ini tidaka ada obatnya untuk kanker payudarah. Tidak ada satupun penyebab yang spesifik; nampaknya serangkai genetic, hormonal, dan peristiwa lingkungan dapat menunjang pada perkembangan kanker ini. Jika nodus limfe tidak terkena, maka prognosisnya akan lebih baik. Kunci untuk peningkatan penyembuhan adalah diagnosa dini sebelum metabolisme.
    
1.2  Tujuan Penulis
Adapun tujuan dan penyusunan makalh ini adalah :
1.2.1   Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini agar para mehasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan CA Mamae (kanker peyudarah).
1.2.2   Tujuan Khusus
a.       Memahami sejauh mana tingkat penyakit yang terjadi.
b.      Mampu mengobsevasi keadaan pasien dengan CA mamae (kanker payudarah).
c.       Mampu mengkaji riwayat penyakit klien
d.      Mampu menetapkan diagnosa keperawatan terhadap klien dengan CA Mame (kanker payudarah).
e.       Mampu merumuskan intervensi keperawatan terhadap klien dengan CA Mamae (kanker payudarah).
f.       Mampu melaksanakan dokumentasi proses keperawatan pada klien dengan CA Mamae (kanker payudarah).
 
1.3  Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi permasalahan asuhan keperawatan pada klien dengan CA Mamae (kanker payudarah).

1.4  Metode Pennulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan oleh pennyusun metode deskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan tahap pengkajian sampai dengan tahap perencanaan, kemudian analisa. Berdasarkan teori yang ada adapun teknik pengumpulan data adalah study keperawatan yaitu mencari data dari buku literatur guna mendapatkan keterangan dan dasar-dasar teoritis yang berkenaan dengan kasus-kasus yang timbul.

1.5  Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penyususn membagi mekalah ini menjadi 4 (empat) Bab yanag terdiri dari :
BAB I       PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tinjau Penulisan
1.3  Ruang Lingkup
1.4  Metode Penulisan
1.5  Sistematika Penulisan
BAB II     TINJAU TEORITIS
2.1  Pengertian
2.2  Etiologi
2.3  Manifestasi Klinis
2.4  Tahap Kanker Payudarah
2.5  Penatalaksanaan
BAB III    TINJAU KASUS
3.1  Pengkajian
3.2  Diagnosa Keperawatan
3.3  Intervensi Keperawatan
BAB IV    PENUTUP
            Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1   Definisi
-          Kanke payudarah marupakan salah satu kanker terbanyak ditemukan di Indonesia biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-44 tahun dan letak terbanyak di kudron laternal atas
-          Tipe kanker payudarah yang paling umum adalah karsinoma duktal infiltrasi (75% kasus). Karsinoma lobural infiltasi bertanggung jawab untuk 5-10% kasus. Nodusilaris yang terkena sama pada karsinoma duktal infiltrate, tetapi tempat bermentasisnya berbeda, karsinoma duktal  biasanya menyebar ketulang, paru, hepar, atau otak, sementara karsinoma lobular bermetastasis kepermukaan meningeal atau pada tempat lain yang tidak lazim.  

2.2   Etiologi
Etiologi kanker payudarah tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa factor resiko pasien diduga berhubungan dengan kejadian kenker payudarah, yaitu :
-          Umur > 30 tahun
-          Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
-          Tidak kawin dan nulipara
-          Usia menars < 12 tahun
-          Usia menopause > 55 tahun
-          Pernah mengalami infeksi, trauma, atau opersi tumor jinak payudarah
-          Terapi hormonal lama
-          Mempunyai kanker payudarah kontralateral
-          Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
-          Pernah mengalami radisi didaerah dada
-          Ada riwayat keluarga dengan kanker payudarah pada ibu, saudara perempuana ibu, saudara perempuan, adik / kakak
-          Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudarah jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas
   
2.3   Monifestasi Klinis
  1. Gejala-gejala insidensius; umumnya lesi tidak nyeri tekan, terikat, dank eras dengan perbatasan takteratur; mayoritas terjadi pada kuadran luar atas, lebih sering pada payudarah kiri.
  2. Nyeri biasanya tidak terdapat kecuali pada tahap akhir; sebagai wanita tidak menunjukkan gejala-gejala dan tidak mempunyai benjolan yang dapat teraba namun mempunyai mammogram yang abnormal.
  3. Tanpa deteksi dan pengobatan: dimpling atau peau d’orange (kulit bebrwarna orange); asimetris dan peninggian payudarah yang terkena; retraksi putting susu; payudara lebih atau sedikit terikat pada dinding dada; ulserasi dan metastasis.

2.4   Tahap Kanker Payudarah
Tumor mempunyai tahap I-IV tergantung pada ukuran, nodus limfe yang terkena, dan metastasis (Tahap lainnya diekspresikan dalam symbol TNM: T = tumor primer, N = nodus limfe yang terlibat, M = metastasis).
1.       Tahap I: tumor kecil kurang dari 2 cm, nodus limfe negative, tidak terdeteksi metastsis
2.       Tahap II: tumor lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus limfe takterfiksasi negative atau positif, tidak terdeteksi metastasis.
3.       Tahap III: tumor lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan invasi kulit atau dinding dada atau nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular tanpa bukti metastasis.
4.       Tahap IV: tumor dengan ukuran berapa saja dengan nodus limfe positif atau negative dengan metastasis jauh.
 
2.5   Penatalaksanaan   
  1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi: keseluruhan jaringan payudarah diangkat bersama dengan nodus limfe aksilar.
  2. pembedahan payudarah-konservasi: lumpektomi segmental, atau kuadranektomi, dan disekski aksilaris diikuti dengan terapi radiasi terhadap penyakit mikroskopik residual.
  3. Mastektomi memberikan kesempatan maksimum pengangkatan tumor dan nodus yang terkena.
  4. Serangkaian terapi radiasi sinar eksternal pada massa tumor untuk mangurangi kenungkinan kekambuhan dan eradikasi kanker residual.
  5. Kemoterapi diberiakn untuk eradikasi penyebaran mikrometastasis penyakit, mis., Cytoxan (C), Metotreksat (M), Fluorourasil (F), dan Adriamycin (A).
  6. Regimen CMF atau CAF adalah protolol pengobatan yang sering.
  7. Transplan sumsum tulang autolog (ABMT) sekarang ini sering meniunjukan peningkatan dalam penggunaannya; penggunaan factor-faktor pertumbuhan untuk menstimulasi sumsum tulang mempunyai penurunan mortalitas yang tinggi.
  8. terapi hormonal berdasarkan pada indeks reseptor estrogen dan progesterone. Tamoxifen merupakan agen hormonal utama yang digunakan untuk menekan tumor yang tergantung pada hormone. Preparat hormonal lainnya adalah Megace, DES, Halotestin, dan Cytadren.
  9. Pembedahan rekontruktif elektif memberikan pertimbangan keuntungan psikologis, tetapi merupakan kontraindikasi juka kanker merupakan tahap lanjut setempat, metastatik, atau inflamasi.



BAB III
TINJAUAN KASUS
            Pangkajian
Pengkajian: Preoperative
1.      Kaji reaksi pasien terhadap diagnosa dan kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut.
2.      Kumpulakan dan ginekologis yang lengkap.
3.      Ajukan pertanyaan yang berkaitan mencakup hal-hal berikut: keterampilan koping, system pendukung, kurang pengetahuan, dan adanya rasa taknyaman.
4.      Lakukan pengkajian fisik lengkap dengan perhatian khusus pada payudarah dan tanda-tanda dan gejala-gejala massa yang berkaitan.
Pengkajian Pasca-operatif
1.      Pantau nadi dan tekanan darah terhadap tanda-tanda syok dan hemoragi.
2.      Hindari pengukuran tekanan darah, suntikan, aliran IV, dan fungsi vena pada sisi yang dioperasi untuk mencegah infeksi dan terganggunya sirkulasi.
3.      Inspeksi balutan terhadap perdarahan secara leguler; pantau drainase, kaji area tandur terhadap kemerahan yang tidak lazim, nyeri, pembengkakan, atau drainase.
  
            Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keparawatan Preoperatif
1.      Kurang pengetahuan tentang kanker payudarah dan pilihan pengobatan.
2.      Ketakutan dan ketidakefektifan koping yang berhubungan dengan diagnosa kanker, pengobatan dan prognosis.  
Diagnosa Keperawatan Pasca-operatif
1.      Nyeri dan ketidaknyamanan.
2.      Kerusakan integritas kulit akibat insisi pembedahan.
3.      Gangguan citra diri yang berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan citra diri, dan ketakutan akan reaksi pasangan terhadap kehilangan yang dialami.

            Intervensi Keperawatan
Memperbaiki Kurang Pemgetahuan
1.      Ajarkan tindak lanjut melalui hubungan telpon untuk keingintahuan tentang insisi, penatalaksanaan nyeri, dan penyesuaian keluarga dan pasien; dapat izin dari pasien untuk melakukan kontak layanan perawat komunitas jika diperlukan.
2.      Ajarkan bagai mana untuk mengosongkan reservor dan mengukur drainase jika pulang dengan menggunakan drain.
Menghilangkan Nyeri dan Rasa Taknyaman
1.      Memberikan analgesia yang dapat dikontrol pasien (PCA).
2.      Tinggikan ekstremitas yang terkena secara sedang saja.
Pemeliharaan Integritas Kulit
1.      Pertahankan patensi drein pembedahan untuk mencegah akumulasi cairan dibawah insisi dinding dada.
2.      Informasikan penurunan sensasi pada area opratif karena gangguan saraf; ajakan tanda-tanda infeksi atau iritasi.
3.      ajarkan untuk masase dengan lembut tempat pembedahan dengan vitamin E atau losion lainnya untuk meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan elistisitas kulit. 
Menurunkan Stres dan Meningkatkan Keterampilan Koping
1.      Preoperatif, berikan pasien waktu untuk menyerap makna diagnosa dan berikan informasi untuk membantu mengevalusi ketersediaan pilihan pengobatan.
2.      Tingkatlan kondisi fisik, psikologi, dan nutrisi preoperative yang terbaik; pertimbangkan pasien sebagai seorang anggota aktif dan timperawatan kesehatan dan perbolehkan untuk berdiskusi dengan mereka yang akan memberikan perawatan.
3.      Hindari menekan pasien untuk memandang letak insisi jika pasien belum siap.
4.      Dapatkan bantuan dari keluarga atau teman yang memberikan dukungan untuk meningkatkan penerimaan parubahan tubuh.
5.      Kenali bahwa pasangan sering lebih membutuhkan panduan, dukungan, dan penyuluhan untuk menghadapi krisis.   
Peningkatan Perawatan Diri
1.      Berikan informasi tentang perkembangan edema pembedahan pasca operatif dan strategi untuk mencegahnya; luka, memar, dan infeksi pada tempat opratif adalah berbahaya yang dapat mencetuskan masalah.
2.      Berikan dorongan untuk ambilasi ketika bebas dari mual pasca-anestesia dan mengalami toleransi terhadap cairan; lakukan latihan rentang gerak fasif, dan cegah kekakuan.
3.      Berikan dorongan perawatan diri dan latihan seperti “memanjat dinding” dengan jari-jari untuk mencegah kontraksi; nyeri selain selain rasa taknyaman ringan seharunya tidak terjadi latihan terapeutik; mastektomi radikal menyebabkan kesulitan yang lebih besar.
4.      Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas pekerjaan rumah yang normal dan pekerjaan yang berkaitan dengan lengan,gerak lengan ketika berjalan, membersihkan tempat opratif, menghindari cedera dengan latihan terapeutik; longgarkan pakaian yang tidak menyebabkan konstriksi.
Meningkatkan Fungsi Seksual
1.      Bicarakan bagaimana pasien melihat dirinya dan kemungkinan penurunan libido yang berhubungan dengan kelatihan, mual, atau ansientas.
2.      Klarifikasi kesalahan konsep, mis., kanker dapat ditularkan secara seksual.
3.      Beri dorongan untuk melakukan diskusi terbuka tentang ketakutan.
4.      Berikan saran yang waktunya bervariasi dalam sehari untuk aktifitas seksual (saat tidak lelah) atau posisi yang paling memeberikan rasa nyaman, dan pengubahan posisi, mis., berpelukan, berciuman, stimulasi manual.
BAB IV
PENUTUP
            Kesimpulan
Bahwa kanker payudarah merupakan salah satu kenker yang terbanyak di temukan di Indonesia, biasanya kanker ini ditemukan pada wanita berusia 40-49 tahun dan letak terbannyak dikuadran lateral atas. Adapun tipe kanker payudarah yang paling umum, yaitu kasinoma duktal infiktrasi (75% kasus) dan kasinoma lobural infiltrasi bertanggung jawab untuk 5-10% kasus.
Penyebab kanker payudarah belum diketahui dengan pasti. Namun beberapa factor resiko pada klien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudarah, yaitu :
-          Umur > 30 tahun
-          Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun
-          Tidak kawin dan nulipara
-          Usia menopause < 12 tahun
-          Penah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak
-          Terapi hormonal lama
-          Pernah mengalami radiasi dada
-          Ada riwayat keluarga dengan kanker payudarah pada ibu, saudara perempua ibu, saudara perempuan adik / kakak   

No comments:

Post a Comment