Powered By Blogger

Monday, May 28, 2012

METODE KALENDER


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
           Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti.
           Pendapat Malthus,- yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alamlaksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah jadi kenyataan. Berdasarkan pendapat demikian diharapkan setiap keluarga, mempertahankan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan.
           Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima NKKBS yang berorientasi pada “ catur warga” atau zero population growth (pertumbuhan seimbang). Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah.

1.2    Tujuan Penulisan
               Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pelayanan dan metode kontrasepsi serta jenis-jenis kontrasepsi itu sendiri, hingga bisa di aplikasikan dalam praktek.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi
      Metode kalender atau pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan  pada masa subur istri. Sistem ini dikenal dengan sistem Ogino-knaus, nama orang yang meneliti terjadinya ovulasi sekitar ia sampai 16 hari sebelum menstruasi.
Kalemahan sistem ini sulit menilai menstruasi yang akan datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari masa kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seks. Dengan ditemukannya sistem masa subur oleh Orginos-knaus, metode pantang berkala makin dikenal masyarakat.

2.2  Mekanisme kerja
Dalam memberikan nasehat kepada pesrta KB dengan menggunakan metode kalender, harus diketahui siklus menstruasinya. Syarat utama metode kalender adalah siklus menstruasiya teratur dan kerjasama dengan suami harus baik. Metode kalender mempunyai kegagalan tinggi bila siklus menstruasinya tidak taratur, apa bila kerjasama dengan suami tidak mungkin dilakukan.
Siklus menstruasi teratur merupakan syarat penting karena dengan menstruasi teratur dapat memberikan petunjuk masa subur. Perhitungan masa subur dapat dilakukan bersama suami sehingga suami-istri mempunyai pengertian yang sama. Kerja sama dengan suami perlu ditekankan karena masa hidup ovum dan spermatozoa dalam alat genitalia wanita cukup panjang.
Ovum yang baru dilepaskan belum mampu untuk dubuahi karena pembungkus korona radiata masih tabal sehingga tidak ditembus oleh spermatozoa. Setelah melewati waktu sekitar 12 jam, ovum baru dapat dibuahi. Hidup ovum terbatas sekitar 48 jam dan selam itu bekerja dikanalis tuba fallopi dan siap untuk dibuahi. Spermatozoa yang baru ditumpahkan dalam vagina banyak mengalami kematian. Hanya sekitar masa subur yaitu pada hari ke-12 sampai ke-19 menstruai, spermatozoa dapat masuk kedalam rahim malalui kanalis servikalis.
Dalam kavum uteri spermatozoa mengalami proses kapasitasi dengan melepaskan pembungkus lipoprotein. Dengan proses kapasitasi spermatozoa mempunyai kemampuan untuk menembus dinding ovum dan terjadi penyatuan inti ovum dan inti spermatozoa yang disebut proses konsepsi. Spermatozoa dalam tubuh wanita dapat hidup dalam 72 jam. Bila suami istri melakukan senggama dua kali setiap minggu kehamilan dapat terjadi setiap saat.

2.3  Cara Menentukan Masa Aman
            Bidan dapat membantu masyarakat (askeptor) untuk menghitung kapan masa subur terjadi sehingga dapat menghindari kahamilan. System kalender akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemakaian kondom. Keberhasilan metode kalender dengan kondom mendekati 100 %.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan perhitungan minggu subur sebagai berikut :
·         Menstruasi wanita teratur antara 26 sampai 30 hari.
·         Untuk mengidentifikasi masa subur, askeptor pertama-tama mencatat panjang siklus haid sekurang-kurangnya selama 6 siklus.
·         Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu menstruasi hari pertama di tambah 12 yang merupakan hari pertama minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 19.
·         Dari jumlah hari pada siklus terpendek, kurangi 8, ini menunjukan hari subur pertama dalam  siklus haid tersebut.
·         Puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 14.
            Sebagai contoh pertama, seorang wanita mendapat menstruasi 5 maret 2008. Maka parhitungan minggu suburnya adalah antara 17 sampai 24 maret 2008, sehingga harus menghindari hubungan seks untuk mencega kehamilan.
            Sistem pantang berkala atau kalender mempunyai kegagalan sekitar 15 % sampai 20 %.
Contoh kedua :
Siklus haid 26-29 hari, artinya
            Siklus terpendek 26 hari
                  Siklus terpanjang 29 hari
            Seandainya haid teratur jatuh pada tanggal 31 Agustus, maka haid akan datang pada siklus terpendek jatuh pada tanggal 26 September, dan pada siklus terpanjang jatuh pada saat 29 September.
            Masa ovulsi :
            Pada siklus terpendek : tanggal 26-14 hari = tanggal 15 September lebih cepat atau lebih lambat 2 hari, jadi ovulasi antara tanggal 13 September-17 September.
            Maka : masa ovulasi pada siklus haid 26-29 hari tersebut terjadi mulai tanggal 10 september sampai tanggal 17 September.
            Masa berpantang :
            Pada siklus terpendek mulai tanggal 26-18 hari = 8 September dan berakhir pada tanggal 26-11 = tanggal 15 September. Pada siklus terpanjang mulai tanggal 29-18 = 11 September dan berakhir pada tanggal 29-11 = 18 September.
            Maka : Masa berpanjang pada siklushaid 26-29 hari mulai tanggal 8 September dan berakhir pada tanggal 18 September.
            (lihat table berikut)
Apabila siklus terpendek
Hari pertama subur (tidak aman) ialah
Apabila siklus terpanjang
Hari terakhir subur (sudah aman)
21
Hari
Hari ke
3
21
Hari
Hari ke
10
22
Hari
Hari ke
4
22
Hari
Hari ke
11
23
Hari
Hari ke
5
23
Hari
Hari ke
12
24
Hari
Hari ke
6
24
Hari
Hari ke
13
25
Hari
Hari ke
7
25
Hari
Hari ke
14
26
Hari
Hari ke
8
26
Hari
Hari ke
15
27
Hari
Hari ke
9
27
Hari
Hari ke
16
28
Hari
Hari ke
10
28
Hari
Hari ke
17
29
Hari
Hari ke
11
29
Hari
Hari ke
18
30
Hari
Hari ke
12
30
Hari
Hari ke
19
31
Hari
Hari ke
13
31
Hari
Hari ke
20
32
Hari
Hari ke
14
32
Hari
Hari ke
21
33
Hari
Hari ke
15
33
Hari
Hari ke
22
34
Hari
Hari ke
16
34
Hari
Hari ke
23
35
Hari
Hari ke
17
35
Hari
Hari ke
24

Misalnya seorang ibu mempunyai siklus terpendek 21 hari, dan siklus tepanjang 32 hari, maka hari pertama masa berpantang adalah hari ke-3 sesudah haid dan terakhir masa berpantang adalah hari ke-21 sesudah haid.
Dengan demikian Ibu ini harus berpantang selama 18 hari yaitu dari 3 hari. Sesudah haid sampai 21 hari sesudah haid. Untuk ibi-ibu yang mempunyai siklus haid yang sangat bervariasi maka metode pantang berkala tidak tepat maka mereka diharapkan menggunakan metode kontrasepsi lain.
Kerugian cara ini ialah masa puasa bersenggama sangat lama sehingga menimbulkan rasa kecewa dan kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak bisa mentaati.    

BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
            Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat penemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Metode kalender atau pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan senggama pada masa subur seorang wanita (istri). Syarat utama metode ini adalah siklus menstruasinya harus teratur dan adanya kerja sama dengan suami secara baik. Tetapi untuk sekarang-sekarang metode kalender ini kebanyakan sudah tidak dipergunakan lagi, karena jarang sekali menemukan siklus menstruasi yang teratur.
            Perubahan yang dikemukakan dalam makalaha ini merupakan bagian kecil saja dari usaha-usaha peningkatan dan pengembangan program, walaupun telah diusahakan untukmemberikan, pada akhirnya sikap dan dedikasi petugas pelaksanalah yang menentukan berhasil tidaknya program penting ini. Akhirnya, segala saran pendapat dan berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan.

3.2.    Saran
-          Memberikan pendidikan, pengetahuan, pergerakan dan pemahaman tentang pelayanan kontrasepsi, khusunya secara ilmiah.
-          Para Askeptor sebaiknya meminya izin atau berkomitmen terlebih dahulu dengan suami untuk memilih kontrasepsi yang akan digunakan.




No comments:

Post a Comment