BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendapat
Malthus,- yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan
sumber daya alamlaksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam
tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah jadi kenyataan. Berdasarkan
pendapat demikian diharapkan setiap keluarga, mempertahankan dan merencanakan
jumlah keluarga yang diinginkan.
Keluarga
sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima NKKBS yang
berorientasi pada “ catur warga” atau zero population growth (pertumbuhan
seimbang). Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia
telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia
berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima
hampir semua metode medis teknis keluarga berencana yang dicanangkan oleh
pemerintah.
1.2 Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami tentang pelayanan dan metode kontrasepsi serta jenis-jenis kontrasepsi
itu sendiri, hingga bisa di aplikasikan dalam praktek.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Metode
kalender atau pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Sistem ini dikenal
dengan sistem Ogino-knaus, nama orang yang meneliti terjadinya ovulasi sekitar
ia sampai 16 hari sebelum menstruasi.
Kalemahan sistem ini sulit menilai
menstruasi yang akan datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang
teratur sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari masa
kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seks. Dengan ditemukannya sistem masa
subur oleh Orginos-knaus, metode pantang berkala makin dikenal masyarakat.
2.2 Mekanisme kerja
Dalam memberikan nasehat kepada
pesrta KB dengan menggunakan metode kalender, harus diketahui siklus
menstruasinya. Syarat utama metode kalender adalah siklus menstruasiya teratur
dan kerjasama dengan suami harus baik. Metode kalender mempunyai kegagalan
tinggi bila siklus menstruasinya tidak taratur, apa bila kerjasama dengan suami
tidak mungkin dilakukan.
Siklus menstruasi teratur merupakan
syarat penting karena dengan menstruasi teratur dapat memberikan petunjuk masa
subur. Perhitungan masa subur dapat dilakukan bersama suami sehingga
suami-istri mempunyai pengertian yang sama. Kerja sama dengan suami perlu
ditekankan karena masa hidup ovum dan spermatozoa dalam alat genitalia wanita
cukup panjang.
Ovum yang baru dilepaskan belum mampu
untuk dubuahi karena pembungkus korona radiata masih tabal sehingga tidak
ditembus oleh spermatozoa. Setelah melewati waktu sekitar 12 jam, ovum baru
dapat dibuahi. Hidup ovum terbatas sekitar 48 jam dan selam itu bekerja
dikanalis tuba fallopi dan siap untuk dibuahi. Spermatozoa yang baru
ditumpahkan dalam vagina banyak mengalami kematian. Hanya sekitar masa subur
yaitu pada hari ke-12 sampai ke-19 menstruai, spermatozoa dapat masuk kedalam
rahim malalui kanalis servikalis.
Dalam kavum uteri spermatozoa mengalami
proses kapasitasi dengan melepaskan pembungkus lipoprotein. Dengan proses
kapasitasi spermatozoa mempunyai kemampuan untuk menembus dinding ovum dan
terjadi penyatuan inti ovum dan inti spermatozoa yang disebut proses konsepsi.
Spermatozoa dalam tubuh wanita dapat hidup dalam 72 jam. Bila suami istri
melakukan senggama dua kali setiap minggu kehamilan dapat terjadi setiap saat.
2.3 Cara Menentukan Masa Aman
Bidan
dapat membantu masyarakat (askeptor) untuk menghitung kapan masa subur terjadi
sehingga dapat menghindari kahamilan. System kalender akan lebih efektif bila
dikombinasikan dengan pemakaian kondom. Keberhasilan metode kalender dengan
kondom mendekati 100 %.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan
perhitungan minggu subur sebagai berikut :
·
Menstruasi wanita teratur antara 26 sampai 30
hari.
·
Untuk mengidentifikasi masa subur, askeptor
pertama-tama mencatat panjang siklus haid sekurang-kurangnya selama 6 siklus.
·
Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu
menstruasi hari pertama di tambah 12 yang merupakan hari pertama minggu subur
dan akhir minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 19.
·
Dari jumlah hari pada siklus terpendek, kurangi
8, ini menunjukan hari subur pertama dalam
siklus haid tersebut.
·
Puncak minggu subur adalah hari pertama
menstruasi ditambah 14.
Sebagai
contoh pertama, seorang wanita mendapat menstruasi 5 maret 2008. Maka
parhitungan minggu suburnya adalah antara 17 sampai 24 maret 2008, sehingga
harus menghindari hubungan seks untuk mencega kehamilan.
Sistem
pantang berkala atau kalender mempunyai kegagalan sekitar 15 % sampai 20 %.
Contoh kedua :
Siklus haid 26-29 hari, artinya
Siklus
terpendek 26 hari
Siklus terpanjang 29 hari
Seandainya haid teratur jatuh pada tanggal 31 Agustus,
maka haid akan datang pada siklus terpendek jatuh pada tanggal 26 September,
dan pada siklus terpanjang jatuh pada saat 29 September.
Masa ovulsi :
Pada siklus terpendek : tanggal 26-14 hari = tanggal 15 September
lebih cepat atau lebih lambat 2 hari, jadi ovulasi antara tanggal 13
September-17 September.
Maka : masa ovulasi pada siklus haid 26-29 hari tersebut
terjadi mulai tanggal 10 september sampai tanggal 17 September.
Masa
berpantang :
Pada siklus terpendek mulai tanggal 26-18 hari = 8 September
dan berakhir pada tanggal 26-11 = tanggal 15 September. Pada siklus terpanjang
mulai tanggal 29-18 = 11 September dan berakhir pada tanggal 29-11 = 18
September.
Maka : Masa berpanjang pada siklushaid 26-29 hari mulai
tanggal 8 September dan berakhir pada tanggal 18 September.
(lihat table berikut)
Apabila
siklus terpendek
|
Hari
pertama subur (tidak aman) ialah
|
Apabila
siklus terpanjang
|
Hari
terakhir subur (sudah aman)
|
||||
21
|
Hari
|
Hari
ke
|
3
|
21
|
Hari
|
Hari
ke
|
10
|
22
|
Hari
|
Hari ke
|
4
|
22
|
Hari
|
Hari ke
|
11
|
23
|
Hari
|
Hari ke
|
5
|
23
|
Hari
|
Hari ke
|
12
|
24
|
Hari
|
Hari ke
|
6
|
24
|
Hari
|
Hari ke
|
13
|
25
|
Hari
|
Hari ke
|
7
|
25
|
Hari
|
Hari ke
|
14
|
26
|
Hari
|
Hari ke
|
8
|
26
|
Hari
|
Hari ke
|
15
|
27
|
Hari
|
Hari ke
|
9
|
27
|
Hari
|
Hari ke
|
16
|
28
|
Hari
|
Hari ke
|
10
|
28
|
Hari
|
Hari ke
|
17
|
29
|
Hari
|
Hari ke
|
11
|
29
|
Hari
|
Hari ke
|
18
|
30
|
Hari
|
Hari ke
|
12
|
30
|
Hari
|
Hari ke
|
19
|
31
|
Hari
|
Hari ke
|
13
|
31
|
Hari
|
Hari ke
|
20
|
32
|
Hari
|
Hari ke
|
14
|
32
|
Hari
|
Hari ke
|
21
|
33
|
Hari
|
Hari ke
|
15
|
33
|
Hari
|
Hari ke
|
22
|
34
|
Hari
|
Hari ke
|
16
|
34
|
Hari
|
Hari ke
|
23
|
35
|
Hari
|
Hari ke
|
17
|
35
|
Hari
|
Hari ke
|
24
|
Misalnya seorang ibu mempunyai siklus terpendek 21 hari,
dan siklus tepanjang 32 hari, maka hari pertama masa berpantang adalah hari
ke-3 sesudah haid dan terakhir masa berpantang adalah hari ke-21 sesudah haid.
Dengan demikian Ibu ini harus berpantang selama 18 hari
yaitu dari 3 hari. Sesudah haid sampai 21 hari sesudah haid. Untuk ibi-ibu yang
mempunyai siklus haid yang sangat bervariasi maka metode pantang berkala tidak
tepat maka mereka diharapkan menggunakan metode kontrasepsi lain.
Kerugian cara ini ialah masa puasa bersenggama sangat
lama sehingga menimbulkan rasa kecewa dan kadang-kadang berakibat pasangan
tersebut tidak bisa mentaati.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah menghindari /
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat penemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut.
Metode
kalender atau pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan senggama pada
masa subur seorang wanita (istri). Syarat utama metode ini adalah siklus
menstruasinya harus teratur dan adanya kerja sama dengan suami secara baik.
Tetapi untuk sekarang-sekarang metode kalender ini kebanyakan sudah tidak
dipergunakan lagi, karena jarang sekali menemukan siklus menstruasi yang
teratur.
Perubahan yang dikemukakan dalam
makalaha ini merupakan bagian kecil saja dari usaha-usaha peningkatan dan
pengembangan program, walaupun telah diusahakan untukmemberikan, pada akhirnya
sikap dan dedikasi petugas pelaksanalah yang menentukan berhasil tidaknya
program penting ini. Akhirnya, segala saran pendapat dan berbagai pihak untuk
penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
3.2. Saran
-
Memberikan pendidikan, pengetahuan, pergerakan dan
pemahaman tentang pelayanan kontrasepsi, khusunya secara ilmiah.
-
Para Askeptor sebaiknya meminya izin atau berkomitmen
terlebih dahulu dengan suami untuk memilih kontrasepsi yang akan digunakan.
No comments:
Post a Comment