BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis) adalah gejala
yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan Trisemester I. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala ini terjadi ± 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung ± 10 minggu. Kalau ibu mual dan muntah segala apa yang ia makan dan
minum hingga berat badannya turun, turgor kulit kurang, timbul acetone disebut
dengan hyperemesis gravidarum.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida
dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual disebabkan karena peningkatan hormon
estrogen dan HCG. Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas. Mungkin
karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang. Hal ini
merupakan permasalahan utama yang dialami wanita, sehingga ibu hamil enggan
melaksanakan aktifitas sehari-hari, juga enggan lagi kembali menghadapi
kehamilan trisemester I.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil
kasus dengan judul " Asuhan kebidanan pada Ny. R dengan Hyperemesis
Gravidarum Tingkat I.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dengan pendekatan varney dan
mendokumentasikannya dengan SOAP.
1.2.2
Tujuan khusus
1.
Mengumpulkan data dengan hamil hyperemesis gravidarum tingkat I
secara menyeluruh pada Ny. R di BPS. Yayan Mulyanah Cilimus Kuningan 2008.
2.
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa / masalah
potensial pada ibu hamil dengan
hyperemesis gravidarum tingkat
I pada Ny. R di BPS. Yayan Mulyanah Cilimus
Kuningan 2008.
3. Mengidentifikasi diagnosa
/ masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya pada ibu hamil dengan
hyperemesis gravidarum tingkat I
pada Ny. R.
4.
Mengidentifikasi diagnosa / masalah akan tindakan segera atau kolaborasi
pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum tingkat I
pada Ny. R.
5.
Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada NY. R dengan
Hyperemesis gravidarum.
6.
Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada NY. R dengan Hyperemesis gravidarum.
7.
Mengevaluasi
setelah melakukan tindakan asuhan pada NY. R dengan Hyperemesis
gravidarum.
1.3 Metode Penulisan
Dalam
pembuatan laporan ini penulis menggunakan beberapa jenis pengumpulan data,
antara lain :
1.
Wawancara
Dalam pembuatan makalah ini penulis melakukan komunikasi
dengan klien sehingga penulis mendapatkan data yang dapat dijadikan bahan dalam
pembuatan makalah ini.
2.
Studi
Kepustakaan
Dalam
penulisan makalah ini penulis mendapatkan data dari berbagai sumber buku
mengenai hyperemesis gravidarum.
3.
Observasi
Dalam
pembuatan makalah ini penulis melaksanakan secara langsung keadaa klien.
4.
Pendokumentasian
Untuk
mendokumentasikan data yang diperoleh penuli menggunakan metode secara SOAP.
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah
ini disusun secara sistematis terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN : Terdiri
dari: Latar Belakang, Tujuan, Metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Terdiri
dari Konsep Medis dan Asuhan kebidanan.
TINJAUAN KASUS : Terdiri dari pendokumentasian dengan menggunakan system SOAP.
BBAB IV PEMBAHASAN : Terdiri
dari kendala yang dihadapi penulis pada pengkajian Interpretasi Data, Diagnosa
Kebidanan, Kebutuhan akan Tindakan segera, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi.
BAB V PENUUTP : Terdiri
dari kesimpuan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Medis
2.1.1 Pengertian
a. Kehamilan adalah dimulai
dengan konsepsi samapai lahirnya janin lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari haid pertama haid terkahir..
b.
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila ada pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum) dan spermatozoa dan berakhir dengan
permulaan persalinan.
c.
Hyperemesis
gravidarum adalah m ual
dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari. karena keadaan umumnya menjadi buruk dan terjadi
dehidrasi..
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari. karena keadaan umumnya menjadi buruk dan terjadi
dehidrasi..
d. Hyperemesis gravidaaim
adalah gejala mual dan muntah yang
berat yang terjadi pada ibu hamil hingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk..
berat yang terjadi pada ibu hamil hingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk..
e. Hyperemesis gravidarum
adalah suatu keadaan dimana seorang
ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga
berat badannya turun, turgor kulit kurang, diurese kurang dan
timbul aseton dalam air kencing.
ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga
berat badannya turun, turgor kulit kurang, diurese kurang dan
timbul aseton dalam air kencing.
2.1.2
Etiologi
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi
perubahan-perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam
badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah ialah masuknya
bagian-bagian villus ke dalam peredaran darah ibu, perubahan endokrin misalnya
hypofungsi cortex gl suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan
lambung.
Beberapa
factor predisposisi yang dikemukakan yaitu :
a.
Pada primigaravida, mola
hidratidosa dan kehamilan
ganda.
Karena sebagian kecil primigravida dan koreonik gonadotropin,
sedangkan pada mola hidratidosa disebabkan jumlah hormon
yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan hyperemesis
gravidarum.
Karena sebagian kecil primigravida dan koreonik gonadotropin,
sedangkan pada mola hidratidosa disebabkan jumlah hormon
yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan hyperemesis
gravidarum.
b.
Faktor organik yaitu
alergi sebagai salah
satu respon dari
jaringan ibu terhadap anak, karena masuknya vili khorialis dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun.
jaringan ibu terhadap anak, karena masuknya vili khorialis dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun.
c.
Faktor psikologik memegang peranan penting dalam penyakit
ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan. takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah. Hubungan psikologis dengan
hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak
jarang, dengan memberikan suasana baru sudah dapat membantu
mengurangi frekuensi muntah.
ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan. takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah. Hubungan psikologis dengan
hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak
jarang, dengan memberikan suasana baru sudah dapat membantu
mengurangi frekuensi muntah.
Pada wanita hamil perasaan mual dan muntah saat trimester 1
diakibatkan karena peningkatan estrogen. Pengaruh psikologis kemungkinan
berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Selain adaptasi hormonal dan sistem saraf pusat, faktor psikologis merupakan
faktor utama. Kebanyakan wanita hamil dapat beradaptasi terhadap mual dan
muntahnya hingga berbulan-bulan.
Dengan frekuensi mual dan muntah yang sering
dapat menyebabkan dehidrasi serta tidak imbangnya elektrolit, pada kejadian ini
cadangan karbohidrat habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran beralih pada cadangan
lemak dan protein karena kurang sempurnanya pembakaran lemak, maka terjadilah
badan keton dalarn darah yang dapat menanibah beratnya gejala klinik.
Dengan muntah yang berlebihan juga dapat
menyebabkan cairan tubuh makin kurang serta elektrolit natrium, kalium.
kalsium, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan
peredaran darah yang berarti konsumsi Ot dan
makanan ke jaringan berkurang. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan
dan menimbun zat toksik. Mual dan muntah yang berlebihan dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah kapiler pada esophagus dan lambung.
2.1.3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.1.4
Tanda dan Gejala
Pada
gejala hyperemesis gravidarum
secara klinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat :
1.
Hyperemesis gravidarum tingkat pertama (ringan)
a.
Muntah berlangsung terus
b.
Nafsu makan berkurang
c.
Berat badan menurun
d.
Nyeri epigastrium
e.
Turgor kulit berkurang
f.
Tekanan darah turun dan nadi ± 100 x / menit
g.
Mata tampak cekung
h.
Lidah kering
2.
Hyperemesis gravidarum tingkat dua (sedang)
a.
Penderita tampak lebih
lemah serta mulai
tampak gejala
gangguan kesadaran (Apatis)
gangguan kesadaran (Apatis)
b.
Gejala dehidrasi, mata tampak cekung, turgor kulit makin
kurang, lidah kering dan kotor.
kurang, lidah kering dan kotor.
c.
Berat badan makin menurun
d.
Mata icterik
e.
Timbul hipotensi
f.
Suhu kadang naik
g.
Nadi kecil dan cepat
h. Hemokonsentrasi dan
oliguria
i.
Nafas berbau aseton
3.
Hyperemesis gravidarum tingkat tiga (berat)
a.
Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma
b.
Muntah berhenti
c.
Nadi kecil dan cepat
d.
Suhu meningkat dan tekanan darah makin menurun
e.
Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi uterus
2.1.5
Penatalaksanaan
1. Diagnosa
a.
Diagnosa hyperemesis gravidarum
biasanya tidak sukar.
harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang
terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
kemungkinan lain yang menyertai hamil harus dipikirkan dan
konsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, ginjal, tukak
lambung, pemeriksaan laboratorium dapat membedakan
ketiga kemungkinan hamil disertai penyakit.
harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang
terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
kemungkinan lain yang menyertai hamil harus dipikirkan dan
konsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, ginjal, tukak
lambung, pemeriksaan laboratorium dapat membedakan
ketiga kemungkinan hamil disertai penyakit.
b.
Muntah terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan
gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan
manifestasi kliniknya. Oleh karena itu. hyperemesis
gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat
pengobatan yang adekuat.
gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan
manifestasi kliniknya. Oleh karena itu. hyperemesis
gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat
pengobatan yang adekuat.
2. Tindakan
a.
Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah
tnengobati emesis agar
tidak terjadi hyperemesis, yaitu :
-
Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan merupakan
proses fisiologis
-
Memberikan keyakinan bahwa
mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologis
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
-
Menganjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makan
sedikit-sedikit tetapi sering,
berikan makanan selingan seperti biskuit, roti kering dengan teh hangat
saat bangun pagi dan sebelum tidur.
-
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
-
dihindarkan.
-
Makanan dan minuman yang disajikan sebaiknya dalam keadaan panas
atau sangat dingin.
-
Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi karena akan merasa mual
dan muntah.
-
Defekasi teratur hendaknya
dijamin menghindarkan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang
banyak mengandung gula.
b.
Pengobatan
-
Penggunaan sedativa ringan
-
Luminal (30 gram)
-
Vitamin : Bl dan B6, B Compleks, Vitamin C.
-
Obat anti mual dan muntah : Mediameter B6. emetrade. stimetil,
avopres.
-
Anti alergi : Anti histamine, dramamin, avomin.
Penanganan pada hyperemesis gravidarum lebih berat (tingkat II dan
III). Pada kasus ini diperlukan kolaborasi dengan dokter obgyn dan dirawat di Rumah
Sakit :
a.
Pada 24 jam pertama tidak diberikan makanan dan minuman peroral.
b.
Diberikan infus berupa glukosa 10% dan larutan garam fisiologis :
2-3 liter dalam 24 jam, terus ditambah sampai urine bereproduksi dalam batas
normal.
c.
Ditambah vitamin dan elektrolit dalam cairan.
d.
Pasien ditempatkan tersendiri dalam kamar yang tenang dan bebas
dan bau-bauan.
e.
Jika pasien tidak muntah dan keadaan umumnya baik. maka dicoba untuk
diberikan makanan kering atau biskuit sedikit demi sedikit tiap 2 hingga 3 jam
dan minuman tiap 2 jam tetapi sekali minum tidak boleh >
100 cc.
100 cc.
f.
Bila pemberian makanan dan minuman sudah dapat dilakukan, maka pemberian
cairan dihentikan.
g.
Pemberian suntikan obat penenang :
-
Luminal lOO mg lM/IV
-
Valium lOmglM/IV Peroral :
-
Luminal 3x30 mg / hr
-
Valium 3 x 2.5 mg / hr
2.2
Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1
Pengumpulan Data
A.
Identitas
Nama : Untuk membedakan
antara klien yang
satu dengan yang lainnya
Umur : Untuk mengetahui masa
reproduksi klien beresiko
tinggi atau tidak
Suku/bangsa : Untuk mengetahui apakah ibu WNI atau WNA dan untuk
mengetahui adat istiadat
yang berlaku.
Agama : Untuk menentukan bagaimana kita
memberikan dukungan pada ibu
sesuai dengan kepercayaannya.
Pendidikan : Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan klien tentang kesehatan
Pekerjaan : Untuk mengetahui status
sosial ekonomi. pengaruh terhadap
hyperemesis gravidarum dapat
dilihat dari pekerjaan ibu, berat atau tidak.
Alamat : Untuk mengetahui dimana ibu
tinggal dan untuk memudahkan menghubungi keluarga ibu.
B. Anamnesa
Tanggal dan jam : Untuk memudahkan
pengetahuan waktu dan kapan
dilakukan pemeriksaan.
1.
Alasan kunjungan :
Apakah klien
datang untuk kunjungan pertama atau
kunjungan ulang
2.
Keluhan yang dirasakan : Untuk mengetahui apakah klien mempunyai
resiko tinggi yang dapat mempengaruhi kehamilan pada kasus hyperemesis
gravidarum keluhan yang dirasakan mual dan muntah sampai tidak ada makanan yang
masuk.
3.
Riwayat kehamilan sekarang
-
Riwayat menstruasi : Memberikan penilaian
tentang faal alat kandungan, teratur tidaknya haid serta siklusnya. HPHT
digunakan untuk mengetahui usia kehamilan dan perhitungan taksiran tanggal
persalinan.
-
Tanda-tanda kehamilan : Pada trmester satu
bisa terjadi hiperemesis gravidarum dan pemeriksaan kehamilan
dapat dilakukan pada usia trimester I.
-
Pergerakan janin : Pada primigravida gerakan janin dirasakan
pertama kali pada usia kehamilan 20 minggu, sedangkan pada multigravida gerakan
janin dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 16 minggu.
-
Pola nutrisi :
Untuk
mengetahui pemenuhan gizi pada
ibu hamil pada kasus hyperemesis gravidarum nafsu makan menurun
uang biasa makan 3 kali
sehari sekurang-kurangnya 1 kali sehari.
-
Pola eliminasi :
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada system
pencemaan ibu hamil. Pada awal normal BAB ± 1 x / hari dan BAK ± 5 x / hari.
-
Riwayat imunisasi : Untuk mengetahui apakah klien sudah mendapatkan imunisasi TT
atau belum. Imunisasi TT diberikan untuk mencegah tetanus neonatorium dan
diberikan 2 kali dan interval antara TT I dan TT II selama -minggu.
-
Riwayat kontrasepsi : Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah klien
gunakan.
4. Riwayat penyakit yang
pernah diderita
Untuk mengetahui apakah klien pernah menderita
penyakit kronis seperti : jantung, hati, ginjal, paru-paru yang dapat
menyebabkan timbulnya hyperemesis gravidarum.
5. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah
ada penyakit keturanan seperti : diabetes mellitus, hipertensi, jantung,
hepatitis, gemeli.
6. Riwayat sosial
Kehamilan ini diharapkan
atau tidak Perkawinan :
-
Status perkawinan
-
Jumlah perkawinan
-
Lama perkawinan
-
Perkawinan sah atau tidak
Kepercayaan yang
berhubungan dengan kehamilan untuk mengetahui apakah ada pantangan di keluarga
klien, untuk ibu biasanya berhubungan dengan makanan, jamu-jamu, obat-obatan
dan kebiasaan ibu hamil di suatu daerah.
C.
Pemeriksaan
Fisik
1. Keadaan
umum ibu, dengan hyperemesis gravidarum pucat
dan lemah, composmentis, status emosional ibu cetnas dan
masih belum menerii.ia perubahan yang terjadi pada dirinya.
dan lemah, composmentis, status emosional ibu cetnas dan
masih belum menerii.ia perubahan yang terjadi pada dirinya.
2.
Tanda-tanda Vital :
Tekanandarah : Normalnya 110/70 -
130/80 mmHg pada kasus
hyperemesis gravidarum biasanya 90/70 mmHg sampai dengan 100/80 mmHg
Nadi : Normalnya
80-100 x / menit. Pada kasus
hyperemesis gravidarum tingkat I dan
111 nadi biasanya naik > 100 x / menit.
Pada kasus hyperemesis gravidarum
tingkat II nadi biasanya turun < 80 x / menit.
Pernapasan
: Normalnya 18-24 x/menit
Suhu : Normalnya 36.5-37.2 0C Pada kasus
hyperemesis gravidarum biasanya
mengalami kenaikan suhu > 37.2°C.
3.
Berat badan : Kenaikan
berat badan normal pada trimester I ±
1 - 2 kg. Pada kasus hyperemesis gravidarum kemungkinan kenaikan berat badan < 1 kg pada trimester
1 karena ibu memuntahkan semua makanan yang
masuk.
Tinggi
badan : ≥
145 cm
Lila : Normalnya > 23.5 cm. Pada kasus hyperemesis gravidarum tidak menutupi kemungkinan lila <
23.5 cm.
4.
Muka : - Dilihat ada
oedema/tidak
- Dilihat
ada cloasma gravidarum/tidak
5.
Mata : - Dilihat conjungtiva merah/pucat
Pada kasus hyperemesis gravidarum.
konjungtiva tampak pucat.
konjungtiva tampak pucat.
- Dilihat selera icterik/an icteric.
6.
Mulut : - Dilihat
bibir kering/tidak
Pada kasus hyperemesis gravidarum bibir tampak kering dan pecah-pecah.
- Dilihat
lidah bersih/tidak
Pada kasus hyperemesis gravidarum. lidah tampak
kotor dan kering.
7.
Leher :
- Ada
pembengkakan kelenjar
thyroid/tidak
thyroid/tidak
- Ada pembengkakan
kelenjar getah
bening/tidak
bening/tidak
8.
Dada :
a. Paru :
-
Dilihat ada Wheezing atau tidak
- dilihat ada ronchi atau tidak
b.
Jantung : -
Dilihat bunyi jantugn normal / tidak
(Reguler/irregular)
c. Payudara :
-
Dilihat bentuk simetris / tidak
- Dilihat terjadi hyperemesis / tidak
- Dilihat ada linea / tidak
- Dilihat putting susu menonjol /tidak
- Diraba ada masa/tidak
9.
Abdomen
Inspeksi
: - Dilihat ada bekas
operasi/ tidak
- Dilihat ada striae /
tidak
- Dilihat ada linea / tidak
Pada
ibu hamil trimester I striae dan linea belum terlihat
- Dilihat pembesaran perut
sesuai dengan kehamilan / tidak
10.
Palpasi
1.
Leopold 1 : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian apa yang teraba fundus.
2.
Leopold 2 : Untuk menentukan bagian
punggung dan bagian terkecil janin
3.
Leopold 3 : Untuk
menentukan apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP atau belum
4.
Leopold 4 : Untuk
menentukan seberapa jauh bagian terendah
janin sudah masuk PAP.
5.
Auskultasi : Untuk
mengetahui denyut janin
janin DDJ normal 120-160 x /
menit terdengarjelas di puntum maksumum.
11.
Punggung dan pinggang
-
Posisi tulang belakang lordosis/tidak
-
Pinggang ada nyeri ketuk/tidak
12.
Ekstimitas
Atas kanan dan kiri :
ada oedema atau tidak
Ada
varices/tidak
Bawah kanan dan kiri : Ada oedema atau tidak
Ada varices/tidak Refleks patella ada/tidak
13.
Anogenital
Vulva vagina :
- Dilihat ada luka parut7tidak
- Dilihat ada varices/tidak
-
Dilihat ada condilomata aquminata
atau tidak
atau tidak
-
Dilihat ada pembengkakan kelenjar
atau tidak
atau tidak
-
Pengeluaran
pervaginam dilihat
warna, konsistcnsi. junilah dan
baunya.
warna, konsistcnsi. junilah dan
baunya.
Anus : Ada haemoroid/tidak
14.
Pemeriksaan laboratorium
- Haemoglobin : Normalnya 11 gr%
Pada
hyperemesis gravidarum tidak menutup kemungkinan lib ibu hamil kurang dari 11
gr% dikarenakan kurangnya asupan nutrisi yang mengakibatkan terjadinya anemia.
- Urine : Untuk
megetahui ada/tidaknya protein
dan albumin dalam urine. Normalnya protein negatif. albumin urine (reduksi)
negatif.
2.2.2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan.
Diagnosa
: G..P..A..gravida….minggu TFU keadaan
umum ibu lemah dengan hyperemesis
gravidarum.
Masalah : Ibu mengeluh mual, muntah, lemas dan
pusing
Kebutuhan : Konseling lebih lanjut
2.2.3. Identifikasi Diagnosa dan
Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah
atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang
sudah diidentifikasi. Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial sesuai
dengan diagnosa dan masalah yang sudah diidentifikasikan.
2.2.4.
Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera Atau Kolaborasi
Menidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain, dengan kondisi klien.
2.2.5.
Perencanaan Tindakan
Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh
sesuai rencana asuhan. Merencanakan asuhan sesuai dengan penatalaksanaan kasus
hyperemesis gravidarum tingkat I.
2.2.6.
Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien dan
aman yaitu melaksanakan asuhan pada kasus hyperemesis gravidarum tingkat I yang
telah direncanakan sebelumnya.
2.2.7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan klien yang telah diidentifikasikan
di dalam perencanaan dan pelaksanaan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subyektif
A. Identitas
Nama :
Ny. R Nama :
Tn. E
Umur : 22 tahun Umur :
25 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan
: Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan
: SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan
: Wiraswasta
B. Anamnesa
Pada tanggal 22 Januari
2008 Pukul 16.00
1. Alasan Kunjungan
Klien
datang ke BPS. memeriksakan kehamilannya yang pertama kali dan klien merasa
hamil 3 bulan.
2. Keluhan yang dirasakan
Klien merasa mual dan muntah terus menerus sebanyak ± 12 x/ hari
sampai tidak ada makanan yang masuk, selain itu klien menyatakan pusing, dan
lemas.
3. Riwayat
menstruasi
Menarche : Umur 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : ± 4-5 hari
Banyaknya : ± 2-3 kali ganti pembalut
Menarche : Umur 11 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : ± 4-5 hari
Banyaknya : ± 2-3 kali ganti pembalut
Sifat darah : Merah encer, ada gumpalan kecil sedikit
pada hari
pertama
Dismenore : Ya, pada hari
pertama
4. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tidak ada
Tidak ada
5. Riwayat
kehamilan sekarang
HPHT : 16-12-2005
HTP : 23-09-2006
HPHT : 16-12-2005
HTP : 23-09-2006
a. Tanda-tanda kehamilan
Hasil
test kehamilan (+), dilakukan oleh klien sendiri , pada saat klien merasa
kehamilannya 1 bulan.
b. Pergerakan janin
Klien
belum merasakan pergerakan janin
c. Pola nutrisi
Klien
makan ± 1 x sehari dalam porsi kecil dan minum sedikit, karena nafsu makan
berkurang akibat mual dan juga muntah.
d. Pola eliminasi
BAB
± 1 x / hari dan BAK ± 5 x / hari. lancar dan tidak ada keluhan.
e. Pola aktifitas sehari-hari
- Pola istirahat dan tidur
Tidursiang : Jarang sekali dilakukan Tidur
malam : ± 6-7 jam/hari
- Seksualitas : Jarang dilakukan
- Pekerjaan : Ibu
hanya beraktivitas sebagai
ibu rumah
tangga,
pekerjaan di rumah banyak dibantu oleh
adiknya.
f. Riwayat Imunisasi
Klien
telah mendapat imunisasi TT dan imunisasi TT2 belum.
g. Riwayat Kontrasepsi
Klien
mengatakan pernah mengikuti alat kontrasepsi suntik.
6. Riwayat Penyakit Sistemik yang pernah diderita dan kesehatan
Klien tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti jantung,
asma, diabetes mellitus, ginjal, TBC, hipertensi, penyakit menular
seksual dan ibu tidak punya kebiasaan merokok maupun
mengkonsumsi jamu-jamuan serta minum obat-obatan sembarangan.
Klien tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti jantung,
asma, diabetes mellitus, ginjal, TBC, hipertensi, penyakit menular
seksual dan ibu tidak punya kebiasaan merokok maupun
mengkonsumsi jamu-jamuan serta minum obat-obatan sembarangan.
7. Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga
Dari keluarga klien tidak
ada yang menderita penyakit seperti jantung, hipertensi, hepatitis, diabetes
mellitus dan penyakit kronis lainnya dan klien tidak memiliki keturunan kembar.
8. Riwayat sosial
Kehamilan ini
sangat diharapkan baik oleh klien
dan suami maupun keluarganya.
Perkawinan ini merupakan
perkawinan klien yang pertama. Lama perkawinan ± 8 tahun
Di keluarga klien tidak
ada pantangan makanan apapun.
3.2 Data Objektif
1.
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Emosional : baik
Kesadaran : composmentis
Emosional : baik
2.
Tanda-tanda vital
Tekanan
darah : 100/70 mniHg
Nadi : 96 x / menit
Nadi : 96 x / menit
Pernafasan : 22 x / menit
Suhu :37.2°C
3.
Tinggibadan : 154 cm
Berat badan sebelum hamil : 51 kg
Berat badan sekarang : 52 kg
Lila : 24 cm
Berat badan sebelum hamil : 51 kg
Berat badan sekarang : 52 kg
Lila : 24 cm
4.
Muka
Tidak
ada edema
Tidak
ada cloasma gravidarum
5. Mata
Conjungtiva mata tidak pucat, merah muda. Sclera
mata putih, tidak icterik
6. Mulut
-
Bibir terlihat sedikit kering dan pecah-pecah
-
Lidah kotor
7. Leher : tidak ada
pembengkakan kelenjar thyroid
maupun kelenjar lymfe.
8. Dada
a. Jantung
Bunyi jantung normal
(regular)
b. Paru-paru
Normal tidak ditemukan
adanya sesak, ronchy maupun wheezing.
c. Payudara
-
Normal tidak ada benjolan yang patologi
-
Bentuk simetris
-
Putting susu menonjol
-
Hyperpigmentasi pada aerola mamae
9. Abdomen
Inspeksi : - Tidak ada luka bekas operasi
- Tidak
ada striae dan linea
- Pembesaran
ppn.it sesuai dengan masa kehamilan
Palpasi
Leopold 1 : TFU jari di atas symphisis, ballotment
(+)
10. Punggung : CVAT tidak ada nyeri ketuk
11. Anagonital
Vulva Vagina : Normal
tidak ada kelainan,
tidak ditemukan adanya condilomata aquminata, dan tidak ada
pembengkakan kelenjar.
Anus :
Normal tidak ada haemoroid
12. Ekstrimitas
Atas : Tidak ada oedema
Tidak ada varices
Bawah :
Tidak ada oedema
Tidak ada varices
Refleks patella Ka/Ki (+)/(+) 13. Pemeriksaan laboratorium
- Haemoglobin : 10 gram%
- Protein urine : (-)
3.3. Assesment
G2 P1A0 umur kehamilan 7 minggu 4 hari Ballotment
(+). Keadaan umum
lemah dengan hyperemesis gravidarum tingkat 1.
-
Dengan keluhan mual, muntah, pusing dan lemas.
-
Penanganan yang dapat dilakukan
1. Nasihat diet, dianjurkan
makan dengan porsi sedikit tapi lebih sering, makanan yang merangsang timbulnya
mual, muntah dihindari
2. Obat-obatan, pengobatan
ringan tanpa masuk rumah sakit pada hiperemesis gravidarum tingkat I :
a. Vitamin yang diperlukan :
vitamin B kompleks, mediamer, B6 sebagai vitamin dan anti muntah
b. Pengobatan : sedative
ringan : luminal 3x 30 mg (barbiturat), valium. Anti mual muntah : stimetil,
primperan, emetrol, dan lainnya
3.4. Planning
a. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan à ibu
mengerti dan mengetahui keadaannya.
mengerti dan mengetahui keadaannya.
b. Memberikan penjelasan tentang
fisiologis kehamilan pada
trimester
pertama. bahwa mual muntah yang dirasakan oleh ibu wajar dan biasa
terjadi pada ibu hamil di awal kehamilannya à Ibu mengerti apa yang
dijelaskan.
pertama. bahwa mual muntah yang dirasakan oleh ibu wajar dan biasa
terjadi pada ibu hamil di awal kehamilannya à Ibu mengerti apa yang
dijelaskan.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat teratur dan mengubah pola
makannya.
dengan membiasakan makan dalam porsi sedikit tetapi sering. dan jauhi
makanan yang berbau tajam àIbu mengerti dan bersedia melaksanakan
anjuran yang diberikan.
dengan membiasakan makan dalam porsi sedikit tetapi sering. dan jauhi
makanan yang berbau tajam àIbu mengerti dan bersedia melaksanakan
anjuran yang diberikan.
d. Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan à
Ibu
mengetahui tanda bahaya kehamilan.
mengetahui tanda bahaya kehamilan.
e. Memberikan ibu obat anti mual dan muntahà Ibu menerima obat yang
diberikan
diberikan
f. Membuat kesepakatan untuk
kunjungan ulang berikutnya dan
menganjurkan ibu untuk segera kembali bila dirasakan keadaannya
semakin buruk à Ibu bersedia kembali untuk kunjungan ulang
menganjurkan ibu untuk segera kembali bila dirasakan keadaannya
semakin buruk à Ibu bersedia kembali untuk kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan
memberikan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan hyperemesis gravidarum tingkat I di
BPS Yayan Mulyanah periulis menemukan
kesenjangan dan kesamaan antara kasus di lapangan dan teori diantaranya :
1. Pengkajian
Dalam
tahap pengumpulan data penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
Menurut teori nadi pada kasus hyperemesis gravidarum > 100 x / menit
sedangkan pada kasus yang ditemukan di lapangan nadi pada kasus hyperemesis
gravidarum yaitu 96 x / menit.
2. Interprestasi Data
Dalam
interprestasi data penulis tidak menemukan kesenjangan antara kasus di lapangan
dengan teori, penulis menegaskan diagnosa sesuai dengan data yang ada.
3. Identifikasi Masalah dan Diagnosa Potensial
Dalam
mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial. penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan.
4. Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera
atau kolaborasi
Hyperemesis yang terus menerus dapat menimbulkan kekurangan gi/.i
dan cairan ibu hamil, oleh karena itu perlu segera diberikan pengobatan oleh
dokter atau bidan. Pada langkah ini penulis juga tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan.
5. Perencanaan
Untuk memberikan asuhan kepada klien penulis sudah merencanakan
tindakan sesuai teori, jadi dalam tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan.
6. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan penulis memberikan penjelasan mengenai
cara mengurangi keluhan. Jadi dalam tahap ini, penulis tidak menemukan
kesenjangan teori dan praktek di lapangan.
7. Setelan
penulis memberi penjelasan, klien mengerti dan bersedia melaksanakan semua
anjuran yang diberikan, namun karena keterbatasan waktu, penulis tidak dapat
mengevaluasi sampai selesai.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan
hyperemesis gravidarum tingkat I, penulis mengambil tes urine bahwa mual dan muntah yang berlebihan yang terjadi pada
kehamilan muda dapat berakibat buruk pada ibu dan janin. Oleh karena hal
tersebut harus segera ditangani dengan baik dan tepat serta dianjurkan juga
pada R untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, tidak beraroma mencolok. tidak
mengandung lemak, dan disajikan dalam keadaan hangat. Sehingga diharapkan Ny. R
yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I tidak mengalami kekurangan
nutrisi.
5.2. Saran
5.2.1. Untuk lahan praktek
Agar
lebih meningkatkan pelayanan kesehatan secara tepat dan tepat agar melengkapi
sarana dan prasarana yang menunjang dalam melaksanakan asuhan khususnya asuhan
kebidanan.
5.2.2. Mahasiswa
Agar dapat menerapkan asuhan kebidanan menurut teori yang didapat
dalam praktek lapangan semaksimal mungkin walaupun dengan sarana, waktu dan
tempat yang terbatas.
5.2.3. Ibu hamil
Agar
tetap memeriksakan kehamilannya secara rutin pada petugas kesehatan.
sangat bermanfaat, ini jadi bahan referensi tugass perkuliahan saya.
ReplyDeleteterus,,, bagaimana bentuk percakapan dalam konseling antara seorang bidan dengan pasien ( bumil) yang mengalami mual muntah di awal kehamilannya? bisa tolong di posting gag ? saya lagi butuh itu sebagai bahan referensi saya selanjutnya.
terima kasih