Powered By Blogger

Sunday, May 27, 2012

SISTEM ENDOKRIN


BAB I
SISTEM  ENDOKRIN

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan. Kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di samping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda, misainya keienjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Berasal dari se-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah pengikat sel epitel yangtelah berproliferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tumbuh dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkannya disebut hormon, dialirkan langsung ke dalam darah. Dalam keadaan fisiologis hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam organ yang berada di bawah pengaruhnya, mekanisme pengaturan ini disebut sistem umpan balik negatif. Misalnya, hipofise terhadap hormon seks yang dihasilkan oleh gonad, hipofise pars anterior meng-hasilkan gonadotropin yang merangsang kelenjar gonad menghasilkan hormon seks. Hormon yang dihasilkan kelenjar endokrin beberapa macam. Zat yang secara fungsional dapat dikualifikasikan sebagai hormon kimia dikategorikan sebagai hormon organik.

Fungsi kelenjar Endokrin.

1.      Menghasilkan hormone yang diakirkan kedalam darah yang diperlukan oleh jaringan dalam tubuh tertentu.
2.      Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3.      Merangsang aktivitas kelanjar tubuh
4.      Merangsang pertumbuhan jaringan
5.      Menatur metabolisme , oksidasi, meingkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
6.      mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin dan mineral dan air.
Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan protein) tidak dapat menembus sel dan bekerja pada permukaan sel. Hormon yang bermoleku! kecil (hormon steroid dan tiroid) mempunyai pengaruh terhadap spektrum sel-sel sasaran yang lebih luas, menembus membran sel berkaitan dengan reseptor protein.

A. Kelenjar Hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak yang rnemegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-hormon yang dihasilkannya dapat memengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari dua lobus.
Lobus anterior
Lobus anterior (adenohipofise) yang menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalarn menghasil­
kan hormon tiroksin.
1.      Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal
dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
2.      Hormon gonadotropik berasal dari follicle stimulating hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel Graaf dalam ovarium dan pembentukan
spermatozoa dalam testis.
3.      Luteinizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron
dalam ovarium dan testosteron dalam testis.
4.      Interstitial cell stimulating hormone (ICSH).
Lobus posterior
Lobus posterior disebut juga neurohipofise, mengeluarkan 2 jenis hormon:
1.      Hormon antidiuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal,
membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
2.      Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise
terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang sfenoid.

Fisiologi kelenjar hipofise
Fungsi kelenjar hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus. Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi hipo-talamus diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus, kecepatan sekresi hormon berbeda-beda. Berbagai hormon yang ada dalam darah dapat menghambat dan mempercepat rangsangan dari hipotalamus.
Hormon-hormon hipotalamus menghasilkan bermacam-macam hormon yang masuk dalam darah dialirkan pembuluh darah di dalam tubuh untuk mecapai organ yang dituju. Sel-sel di dalam hipotalamus akan dipengaruhi oleh kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin lain.

B. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas dua buah Sobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur perturnbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid.tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftalmik goiter. Sekresi tiroid diatur oieh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.

Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbon dioksida. Hiposekresi/hipotiroidisme terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi, mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa kekurangan sekresi menyebabkan miksedema, proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat, geraknya lambat, cara berpikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan berkeringat, rambut rontok, suhu badan di bawah normal dan denyut nadi melambat.
Hipertiroid dimana gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme meningkat, suhu tubuh tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik. Pengaruhnya pada vaskuler mencakup fibrilasi atrium, kegagalan jantung. Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit trauma
Fugsi kelenjar tiroid
1.      Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2.      Mengatur penggunaan oksidasi
3.      Megatur pengeluaran karbon dioksida
4.      Metabolic dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5.      Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
atau gondok eksoftalmus, mata menonjol keluar. Efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan pengobatan.

Fisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin yang memegang peranan penting dalam mengatur metabolisme yang dihasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting dalam pengawasan metabolisme secara keseluruhan. Hormon tiroid memerlukan bantuan TSH (thyroid stimulating hormone) untuk endositosis koloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan hormon T3 (triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) dari triglobulin untuk melepaskan T3 dan T4.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma (protein bound iodine, PBI). Sebagian besar PBI T4 dan sebagian PBI T3 terikat pada protein jaringan yang bebas dan seimbang. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon adalah:
a.       Transpor aktif iodida (senyawa yodium) dari plasma dalam tiroid dan lumen folikel dari folikel dibantu oleh TSH.
b.      Dalam kelenjar tiroid iodida dioksidasi menjadi ionin aktif dibantu TSH.
c.       lodin mengalami perubahan kondensasi oksidatif bantuan peroksidase.
d.      Tahap terakhir pelepasan iodotironin yang bebas ke dalam darah.

Kelainan Tiroid
1.      Hipertrofi atau hiperplasia fungsional:
a.       Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah
b.      Struma difosa nontoksik
·         Tipe endemik: kekurangan yodium kronik, air minum kurang mengandung yodium disebut gondok endemic
Efek T3 dan T4
Kalorigenik :
1.      Meningkatkan konsumsi oksigen disemua jaringa kecuali otak, limpa, hipofisis anterior, testes, uterus dan kelenjar limfe.
2.      Bergantung pada banyak kotekkolamin.
3.      Merangsang metabolisme zat dalam sel glikogenolisis, katabolisme protein didalam tulang dan otak.
4.      Meningkatkan produksi panas.
Pertumbuhan dan perkembangan
1.      Merangsang sekresi hormone pertumbuhan
2.      Memperkuat efek hormone pertumbuhan
3.      Mempenaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada balita dan janin.


Fungsi hormon tiroid
1.      Mempengaruhi pertumbuhan pematangna jaringan tubuh dan energi.
2.      Mengatur metabolisme tubuh dan reaksi metabolic.
3.      Menambah sintesis asan ribonukleat (rna), metabolisme meningkat
4.      Keseimbangan nitrogen negative dan sintesis protein menurun.
5.      Menambah produksi panas dan menyimpan energi.
6.      Absorpsi intesnital terhadap glukosa dan toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan pada hipertitidisme.

C. Hiperparatiroidisme
Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. Disebut osteomieiitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal. Hiperfungsi paratiroid
terjadi karena kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroksin
dari biasanya. 
Hiperparatiroidisme primer
a.       Berkurangnya kalsium dalam tuiang, timbu! fraktur spontan
b.      Kelainan traktus urinarius: defek pada tubuh ginjal biasanya batu ginjal,
nefrokasinosis (deposisi kalsium dalam nefron)
c.       Manifestasi dari sistem saraf sentral, misalnya depresi dan koma
d.      Kelemahan neuromuskular, tenaga otot berkurang, keletihan otot
e.       Manifestasi gastrointestinal, kurang nafsu makan, mual, muntah
Hiperparatiroidisme sekunder
a.       Gagal ginjai kronis, glomerulonefritis, pielonefritis dan anomali kongenital
traktus urogenitalis pada anak
b.      Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit. Misalnya, defisiensi vitamin D dan kelainan gastrointestinal


Intoksikasi paratiroid akut
Jarang terjadi, bila terjadi akan menunjukkan gejala. Pasien sangat lemah, mual, dan muntah. Pada pemeriksaan kalsium dan fostor serum sangat tinggi, pasien biasanya koma.

Fisiologi kelenjar paratiroid
Diatur dan diawasi oleh kelenjar hipofise. Hormon paratiroksin (HPT) adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat dalam cairan ekstraseluler. Produksi HPT akan meningkat apabila kadar kalsium dalam plasma menurun. Dalam keadaan fisiologis kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatik. Dalam batas yang sangat sempit dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dan darah.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1.      Memelihara konsentrasi ion kalsim yang tetap dalam plasma.
2.      Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
3.      Mempercepat absorsi kalsium di insentin
4.      Kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi resorspsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5.      Menstimulasi dan mentranspor kalsium dna fosfat melalui membrane sel.

Hambatan kerja paratiroid mengakibatkan penurunan kadar magnesium dalam darah, konsentrasi magnesium sangat diperlukan bagi fungsi kelenjar paratiroid agar menghasilkan hormon yang diperlukan tubuh.
Fungsi ion kalsium:
a.       Penting dalam cairan intersel dan ekstrasel
b.      Komponen utama dalam tulang
c.       Penting dalam pembekuan darah dan sistem enzim
d.      Penglepasan kalsium intersel untuk mengaktifkan set dan kontraksi otot
e.       Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan hipokalsemia yang menimbulkan epilepsi dan tetani
Fungsi hormon kalsitonin:
a.       Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat resorpsi tulang menekan aktifitas  osteoblas dan menghambat pertumbuhan tulang.  
b.      Menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan metabolisme, hormon steroid menambah absorbsi kalsium

D. Kelenjar Timus
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.

Fisiologi kelenjar timus
Suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis. Sumber hormon timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain sehingga pertumbuhan meningkat masa bayi sampai remaja. Setelah dewasa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi aktivitas kelamin.

Fungsi hormon kelenjar timus
1.      Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2.      Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin.

Kelainan kelenjar timus
Hiperpiasi. Pada hiperplasi, terdapat limfoid folikel di dalam medulla, meru-pakan kelainan autoimun yang memengaruhi neuromuskular sehingga mudah terserang penyakit dan daya imun kurang,
Timona tumor. Neoplasma sel epitel ada yang jinak dan ada yang ganas, menekan alat sekelilingnya dan menimbulkan sesak napas, batuk, serta nyeri ketika menelan.


F. Kelenjar Suprarenalis/Adrenal
Kelenjar suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar supra­renal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
Bagian luar yang berwarna kekuningan menghasilkan kortisol yang disebut
korteks.
Bagian  medula  menghasilkan  adrenalin   (epinefrin)  dan   norad renal in
(norepinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan syok. Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk herkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresi oleh korteks adrenal adalah: hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal, dan kondisi otot.
Pada insufisiensi adrenal (penyakit Addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini. Sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak. Penyakit ini diobati dengan kortison.
Hipofungsi menyebabkan penyakit Addison. Hiperfungsi adalah kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala pada wanita biasa terjadi gangguan pertumbuhan seks sekunder.

Fungsi kelanjar suprarenalis (korteks).
1.      Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam.
2.      Mengatur/memengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3.      Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid.


 















Fungsi kelenjar suprarenalis (medulla) :
1.      Vasokonstriksi pembuluh darah perifer.
2.      Relaksasi bronkus
3.      Kontraksi selaput lender dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengaurangi pendarahan pada operasi kecil.

Fisiologi kelenjar suprarenal
Fungsinya :
a.       Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh
·         Meningkatkan glikogenesis dan glukogenesis dalam sel hati
·         Meningkatkan metabolisme protein terutama diotot dan tulang.
·         Meningkatkan sintesis DNA dan RNA dalam sel hati .
·         Menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal
·         Meningkatkan lipolisis jaringan perifer, deposit lemak
b.    Menurunkan ambang rangsang susunan saraf pusat
c.    Menggiatkan sekresi asam lambung
d.    Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah dan marendahkan
permeabilitas dinding pembuluh darah
e.    Menurunkan daya tahan terhadap infeksi dan menghambat pembentukan
antibodi
f.     Menghambat pelepasan histamin dalam reaksi alergi

Hipersekresi glukokortikoid :
1.      Hiperglikemia, peningkatan kadar gula dalam darah
2.      Otot rangka menjadi atrofi dan lemah
3.      Tangan dan kaki kurus, perut membesar
4.      Luka sukar sembuh, protein tulang berkurang (osteoporosis)
5.      Retensi ion menyebabkan hipertensi

G. Mineralokortikoid
Meningkatkan retensi ekskresi ion K di ginjai (tubulus distal dan tubulus koli-gentes), meningkatkan retensi Na di kelenjar keringat dan saluran pencernaan. Pada ginjai aldosteron meningkat.

Pengaturan mineralokortikoid:
a.       Renin-angiotensin, merangsang sel-sel zona glomerulus korteks adrenal untuk
melepaskan aldosteron, meningkatkan retensi Na, Cl dan air
b.      Kadar ion Na, K dan plasma. Apabila ion Na plasma turun dan ion K plasma
naik, maka sekresi aldosteron meningkat
c.       ACTH dalam dosis yang kecil. Perannya sangat kecil hanya dalam konsentrasi
yang tinggi merangsang pelepasan aldosteron
Kelainan mineralokortikoid:
a.       Insufisiensi adrenal, Na banyak terbuang, kadar ion K plasma meningkat,
volume plasma rendah, dan tekanan darah turun
b.      Hiperaldosteron primer, aldosteron berlebihan dengan gejala hipernatremia,
hipertensi tanpa edema, hipokalemia, dan otot lemah

Efek pada hormon kelamin:
a.       Androgen, terutama ketosteroid dehidroepialdosteron: maskulinisasi mening­
katkan anabolisme. protein dan merangsang pertumbuhan
b.      Estrogen pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi

Kelainan fungsi korteks adrenal: hipofungsi, penyakit Addison (kerusakan seluruh zona); hiperfungsi, sindrom Cushing, hiperaldosteron, dan sindrom androgenital maskulin pada wanita, feminisasi pada laki-laki.

Fungsi Epinefrin dan norepinefrin
Sistem Kardiovaskuler      :    Vasodilatasi arteriole, menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan memperbesar curah jantung.
Otot polos visera               :    Relaksasi otot polos, lambung, usus, vesika urinaria, dan relaksasi otot polos bronkus.
Efek metabolisme epinefrin:
a.       Dalam hati menstimulasi pemecahan glikogen, menaikkan kadargula
b.      Dalam otot menambah pemecahan glikogen melalui penambahan AMP
(adenosin monofosfat)
c.       Dalam jaringan lemak, lipolisis (pemecahan lemak) mengakibatkan pelepasan
asam amino dan gliserol dalam darah
d.      Dalam pankreas menghalangi pelepasan insulin
e.       Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk:
·         Melepaskan asam lemak dari jaringan menjadi bahan pembakar
·         Mobilisasi glukosa dengan menambah glikogenesis
·         Mengurangi pelepasan insulin menghindari pemakaian glukosa

Pengaturan sekresi katekolamin
Perangsangan sistem saraf simpatis melepaskan noradrenalin dan adrenalin dari kelenjar adrenal. Pada keadaan tertentu dapat merangsang pelepasan kateko­lamin dari medulla adrenal (keadaan darurat) dengan gejala:
a.       Marah, dingin, dan rasa takut
b.      keadaan glukosa plasma rencfah (hipoglikemia)
c.       Tekanan darah rendah (hipotensi)
d.      Anoksia otak (kekurangan oksigen di otak)
e.       Asfiksia
f.       Meningkatkan kadarangiotensin  


Efek katekoiamin berupa penggiatan reseptor beta, meningkatkan sintesis siklik AMP yang menimbulkan pengaruh inhibisi (menghambat proses pada sel yang bersangkutan) kecuali otot jantung, dan meningkatkan senyawa atom:
a.       Meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah
b.      Meningkatkan glikogenesis (meningkatkan gula darah)
c.       Meningkatkan metabolisme oksidatif glukosa di dalam sel
d.      Meningkatkan pembentukan energi dan panas

Kelainan fungsi kelenjar medulla adrenal
Hiperfungsi dapat disebabkan oleh tumor vang berasai dari luar kelenjar suprare­nal, kadang juga ditemukan neurobiastoma, ganglio neuroblastoma berasai dari jaringan saraf simpatis.
Hipofungsi medulla ditemukan pada kelainan yang menyebabkan gejala klinis dari hipofungsi medulla suprarenal.
Neuroplasma kelenjar medulla adrenal bergantung pada jumlah katekolamin yang dilepaskan dan cara pelepasan (hipertensi, tumor dan palpitasi) gejala ini menyangkut gangguan pada berbagai metabolisme.

H. Kelenjar Pienalis
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat di dalam otak (ventrikel) berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara. Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Keienjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.

Fisiologi kelenjar pienalis. Mekanisme kerja insulin: 
a.       Meningkatkan transpor glukosa dalam sel/jaringan tubuh
b.      Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel
c.       Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati
d.      Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan meningkatkan
sintesis lipid
e.       Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi


I. Kelenjar Pankreatika
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon sedang-kan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapatturutdicerna oleh enzim-enzim pencernaan protein.

Pulau Langerhans
Pulau-pulau Langerhans berbontuk oval, tersebar di seluruh pankreas dan ter-banyak pada bagian kedua pankreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau Langerhans. Sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewamaannya. Separuh dari sel ini menyekresi insulin, yang lainnya menghasil­kan polipeptida. Dari pankreas diturunkan ke bagian eksokrin pankreas.
Fungsi  kepulauan  Langerhans sebagai  unit sekresi  dalam  pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen, dan polipeptida pankreas, serta menghambat sekresi glikogen. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel. tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.

Insulin
Clukosa yang diabsorpsi dalam daerah menyebabkan sekresi insulin lebih cepat, meningkatkan penyimpanan/penggunaan dslam hati dan meningkatkan meta­bolisme glukosa dalam otot dan meningkatkan transpor glukosa.
Efek insulin pada metabolisme protein mentranspor aktif asam amino ke dalam sel, membentuk protein baru, meningkatkan translasi messenger RNA dan meningkatkan kecepatan transkripsi DNA. Kekurangan insulin dapat menye­babkan diabetes mellitus, mengakibatkan g!ukosa tertahan di luar sel (cairan ekstraselular). Keadaan ini mengakibatkan sel jaringan kekurangan glukosa/energi merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan sehingga glukosa dilepas ke dalam cairan ekstrasel timbul hiperglikemia. Apabila mencapai nilai tertentu sebagian tidak diabsorpsi ginjal dan dikeluarkan melalui urine sehingga terjadi glikosuria dan poliuria.
Pengaturan sekresi glukagon
Konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan dengan sekresi glukagon, penurunan glukosa darah meningkatkan sekresi glukagon. Glukosa rendah menyebabkan pankreas menyekresi glukagon dalam jumlah yang besar, asam amino dari protein meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan glukosa darah.

Pengaturan glukosa darah
Pada orang normal glukosa darah 90/100 ml. Orang berpuasa sebelum makan 120-140/100 ml, setelah makan akan meningkat dan setelah 2 jam akan kembali normal. Sebagian besar jaringan dapat menggeser penggunaan lemak dan protein untuk energi bila tidak terdapat glukosa. Glukosa satu-satunya zat gizi yang digunakan oleh otak, retina dan epitel germinatifum.

J. Kelenjar Kelamin
Kelenjar testis terdapat pada pria, terletak pada skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosteron menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan Iain-Iain, menghasilkan sel mani (spermatozoid), serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon progesteron dan estrogen. Hormon ini dapat memengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat ke-wanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan Iain-Iain.

Fisiologi kelenjar testis
Fungsi endokrin testis:
a. Testis janin dapat turun pada trimister ke-3 kehamilan, minggu ke 6-8, maksimum minggu ke-11-18, yang menghasilkan testosteron.
b.    Pada janin, testosteron diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan
eksterna laki-laki.
c.    Pada pria dewasa untuk perkembarigan dan mempertahankan ciri-ciri seks
sekunder pria serta spermatogenesis aktif setelah remaja (pubertas). Pengaruh
gonadotropin adenohipofise menyempurnakan maturasi sistem reproduksi.
Pengaturan fungsi endokrin testis:
a.    LH/ICTH adenohipofisis merangsang sekresi testosteron oleh sel Leydig, pele-
pasan LH diatur oleh Gn RH hipotalamus.
b.    Sebaliknya testosteron melalui mekanisme umpan balik negatif mengendali-
kan pelepasan LH.
Pengaturan spermatogenesis:
a.    FSH merangsang spermatogenesis.
b.    LH merangsang sekresi testosteron dan mempertahankan spermatogenesis.
FSH dan testosteron bekerja merangsang sel sertoli membentuk senyawa yang
diperlukan dalam maturasi sperma. Sekresinya diatur oleh mekanisme umpan
balik negatif, yaitu meningkatkan sekresi dan sel serotinin.

Efek testosteron:
a.    Pada janin, merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital ke arah
pria, pengaturan pola jantan, dan pengontrolan hipotalamus terhadap sekresi
gonadotropin setelah pubertas.
b.    Pada pubertas, memengaruhi sifat kelamin sekunder: berkembangnya bentuk
tubuh, perkembangan alat genital, distribusi rambut, pembesaran laring, dan
sifat agresif.

Fisiologi reproduksi wanita
Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu:
a.    Persiapan tubula untuk konsepsi dan kehamilan.
b.    Periode kehamilan:
Hormon releasing hipotalamus (LHRH): Hormon dari hipotalamus yang
dihasilkandi perikarion neuron hipotalamus terikat oleh reseptor gonadot­
ropin yang merangsang produksi hormon luteinizing dan hormon perang-
sangfolikel dan penurunan produksi pelepasan gonodotropin.
Hormon hipofise anterior (PSH dan LH): Disekresi akibat respons terhadap
releasing hormone di hipotalamus, memicu sintesis steroid di ovarium.
Selama proses ovulasi dalam sel granulosa terjadi perubahan sintesis ste­
roid dari estrogen menjadi progesteron dalam proses pemecahan folikel
sampai terjadinya ovulasi.
Hormon ovarium (estrogen dan progesteron): Disekresi oleh ovarium
akibat respons terhadap hormon estrogen dan progesteron dari kelenjar
hipofise. Korpus luteum membuat steroid estrogen dan progesteron
merangsang pertumbuhan dan diferensiasi saiuran reproduksi wanita.
Estrogen alami adalah esfradiol yang dihasilkan ovarium. Selama kehamilan estrogen diproduksi oleh plasenta dan beredar terikat pada protein plasma. Urine wanita hamil banyak mengaridung estrogen, khasiatnya.merangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi peningkatan sintesis protein.
Progesteron, metabolisme utarna dalam urine ialah pregnadiol, senyawa ini dibuang sebagai glukorunid. Khasiat umum adalah mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan dan merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi. Khasiat khusus:
a.    Perubahan sekretori endometrium.
b.   Pengaruh progesteron mengurangi getah serviks menjadi kentai.
c.    Menurunkan tonus miometrium kontraksi berjalan lambat. Dalam kehamilan khasiat ini bermanfaat membuat uterus menjadi tenang.
d.  Relaksin hormon yang larut dalam air yang terdapat di ovarium, plasenta dan uterus memiliki aktivitas relaksin yangtelah diisolasi dari ekstra airovarii yang dimurnikan. 

Kontrol endokrin terhadap ovarium
Ovarium merupakan organ otonom yangdipengaruhi oleh banyak rangsang luar yang disalurkan ke sistem saraf pusat dan bereaksi secara langsung. Estrogen menggiatkan jaringan pada jaringan aksesori dengan merangsang pembelahan sel dari lapisan lebih dalam, merupakan suatu faktor predisposisi jaringan untuk menjadi kanker.
Perubahan siklik pada sistem reproduksi diatur oleh hormon hipofise anterior dan gonad. Hipotalamus otak bereaksi menggiatkan peiepasan hormon yang berbeda kecepatannya. Aktivitas hipotalamus disiapkan oleh rangsangan lingkungan luar dan kadar hormon steroid. Organ seks aksesori kebanyakan memiliki sifat seks sekunder di bawah kontrol hormon gonad yang dipersiapkan oleh gona dotropin hipofisis.
Thyrotropin releasing hormone (TRH) menghasilkan prolaktin berupa laktotrof. Hormon ini dijumpai dalam plasma wanita. Hormon hipofise mengeluarkan prolaktin dalam bentuk sekresi dopamin ke daSam pembuluh portal. Sekresi prolaktin dikendalikan oleh dopamin (hasil sekresi norepinefrin) yang disekresi ke dalam pembuluh aorta. Rangsangan fisiologis prolaktin berasal dari isapan bayi ketika menyusui, juga dirangsang oleh taktil pada puting yang menimbutkan refleks neuroendokrin yang menyebabkan pengeluaran prolaktin.

Endokrinologi kehamilan
Pada kehamilan, korpus luteum akan dipertahanlars oieh hormon chorion gona dotropin (HCG) sampai 2 buian kehamilan. Selajutnya fungsi korpus luteum diambil alih oleh plasenta.
a. Estrogen: Kadarnya meningkat, dibentuk oieh sel-sel trofoblast plasenta. Plasenta tidak mempunyai enzim hidroksilase yang mengubah progesteron menjadi estrogen sehingga diperlukan dehidroergotamin androsteron (DHEA) yang dibentuk oleh janin menjadi estrogen dan berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke plasenta.
b.    Progesteron: Dihasilkan oleh korpus luteum, pada kehamilan dihasilkanoleh sel-sel trofoblas plasenta. Fungsinya menjaga miometrium dalam keadaan istirahat, mencegah reaksi imunologlk antigen asing.
c.    HCG: Konsentrasi mencapai puncak pada minggu ke-10 dan menurun paling rendah pada mnggu ke-19-20 kehamilan. Fungsinya mengatur produksi endrogen pada janin dan membentuk korpus luteum menstruasi menjadi korpus luteum kehamilan. 

No comments:

Post a Comment