Powered By Blogger

Monday, June 4, 2012

PAP SMEAR


1.      Pengertian
Pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop.
Pap smear merupakan pemeriksaan sitolog. Tes ini diperkenalkan oleh  Gri Papanicalau pada tahun 1943, untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) melalui mikroskop. Pap smear merupakan alat skrining kanker serviks uteri yang dipergunakan untuk membantu perubahan sel epitel serviks uteri yang dipergunakan untuk memantau sel epitel serviks uteri mulai dari perubahan displasia ringan, displasia sedang, displasia berat dan karsinoma in situ.
2.      Kegunaan Pap Smear
Pap smear berguna sebagai pemeriksaan penyaringan (skrening) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan dini sehingga kelainan pra kanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih mudah dan murah.
3.      Faktor Resiko
Faktor yang menyebabkan wanita beresiko terkena kanker servik yaitu:
a.       Infeksi Human Papiloma Virus (HpV)
Lebih dari 90% kasus kandiloma serviks, semua NIS dan kanker serviks mengandung DNA virus HpV. Dari 70 tipe HpV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HpV yang erat kaitannya dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita yang beresiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga beresiko terinfeksi virus ini sehingga mempunyai resiko terkena kanker serviks.
b.      Perilaku Seksual
Berdasarkan penelitian, resiko kanker serviks uteri meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah umur 15 tahun. Resiko juga meningkat bila berhubungan seks dengan banyak laki-laki beresiko tinggi (laki-laki yang berhubungan seks dengan banyak wanita), atau laki-laki yang mengidap penyakit kandiloma okuminatun di zakarnya (penis).
c.       Rokok Sigaret
Wanita perokok mempunyai resiko 2x lipat terhadap kanker serviks uteri dibandingkan dengan wanita bukan perokok. Dalam lendir serviks wanita perokok terkandung nikotin zat-zat tersebut menurunkan daya tahan dan menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga timbul kanker serviks uteri, disamping merupakan kokarsinogen infeksi virus.
d.      Trauma kronis pada serviks
Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali (anak banyak) adanya infeksi dan iritasi menahan.
e.       Kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko
1,5 – 2,5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 4 tahun
f.       Defesiensi Zat Besi
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa definisi asam folat dalam meningkatkan resiko terjadinya NIS 1 dan NIS 2, serta mungkin juga meningkatkan resiko terkena kanker serviks uteri pada wanita yang rendah konsumsi vitamin (A, C dan E).
4.      Pencegahan
Beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah dan sudah mempunyai anak perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali.
b.      Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena memberi perlindungan terhadap kanker serviks.
c.       Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti pasangan seks.
d.      Dianjurkan untuk berprilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan alat kelamin dan tidak merokok.
e.       Perbanyak makan sayur dan buah segar.

5.      Gejala Kanker Serviks Uteri
Kanker serviks uteri tidak menimbulkan adanya benjolan, namun kanker serviks uteri ini bisa dirasakan keberadaannya oleh penderita. Kemungkinan terserang kanker serviks uteri dapat dipelajari dari gejala-gejala seperti berikut :
a.       Keluar cairan encer dari vagina atau biasa disebut keputihan, bahkan, pada stadium lanjut cairan berwarna kuning kemerahan dengan bau sangat menyengat.
b.      Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.
c.       Perdarahan antara haid atau setelah mati haid (menopause).
d.      Rasa berat di perut bawah.
e.       Rasa kering di vagina.
f.       Sering timbul rasa gatal yang berlebihan di bagian dalam vagina, bahkan terkadang timbul koreng di bagian dalam vagina.
g.      Timbul gejala kekurangan darah (anemia) bila terjadi perdarahan kronis, misalnya pucat, lesu, mudah lelah, mengantuk, berdebar dan sebagainya.
h.      Timbul nyeri di tempat-tempat lain bila sudah terjadi penyebaran (metastasis).
i.        Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki, iritasi kandung kemih dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuk fistel rektovaginal dan gejala-gejala akibat metasfasis jauh.
6.      Faktor Pemicu Timbulnya Kanker
Hingga sekarang penyebab utama kanker belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Mereka hingga kini masih terus melakukan kajian. Namun, terjadinya kanker pada wanita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keturunan, umur, makanan, bahan kimia, dan pola hidup sehat.

7.      Deteksi Dini
Deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan ini berguna sebagai pemeriksaan penyaringan (skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini.
Bagi wanita berusia diatas 25 tahun yang telah menikah atau sudah melakukan sanggama, dianjurkan untuk pap smear sekali setahun secara teratur seumur hidup. Bila pemeriksaan tahunan tiga kali berturut-turut hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga tahun. Pada wanita dengan resiko tinggi, pemeriksaan harus dilakukan sekali dalam setahun atau sesuai petunjuk dokter.
8.      Diagnosis
a.       Anamnesis
Penderita kanker serviks uteri sering mengeluh adanya perdarahan pervaginam abnormal yang bervariasi seperti kontak bleeding, haid yang berkepanjangan, perdarahan sesudah 2 tahun post menopause, perdarahan yang mirip dengan cairan cucian daging, berbau amis, biasanya dijumpai pada stadium lanjut.
b.      Pengambilan Cairan Untuk Pap Smear
Syarat utama cairan yang akan diambil adalah tidak boleh bercampur cairan lainnya yang dapat mengganggu pemeriksaan. Oleh karena itu dapat dirinci sebagai berikut:
1)      Cairan yang akan diambil dibagian luar genetalia biarkan sebagaimana adanya, jangan dicuci sekalipun berbau.
2)      Cairan liang senggama, jangan dicuci menjelang pengambilan jangan melakukan hubungan seks sedikitnya 3 hari. Terlihat disini bahwa pengambilan pap smear tidak menimbulkan rasa sakit tetapi metode ini mempunyai keuntungan yang cukup besar.
c.       Saat Pengambilan Pap Smear
Sediaan sebaiknya diambil sesudah haid, karena akan menimbulkan kesulitan dalam interprestasi. Akan tetapi pada pasien yang tidak dapat menepati perjanjian atau haid yang tidak teratur sebaiknya diambil saja. Pada peradangan berat pengambilan sediaan ditunda sampai pengobatan selesai. Pasien dilarang mencuci atau memakai pengobatan melalui vagina 48 jam sebelum pengambilan sediaan. Pada menopause dapat terjadi perubahan seluler karena atrofi, diperlukan pemberian estrogen sebelumnya.
d.      Cara Pengambilan Pap Smear yang benar
Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap smear :
1.      Formulir konsultasi sitologi
2.      Spatula Ayre yang dimodifikasi dan Cytobrush
3.      Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/lebel
4.      Spekulum cocor bebek (Greave’s) kering
5.      Tabung berisikan larutan fiksasi alkohol 95%

Cara Pengambilan sediaan :
1)      Isi formulir permintaan dengan data-data penderita yang lengkap dan diagnosis atau terapi sebelumnya, dan sesuaikan dengan nomor urut pengambilan.
2)      Identifikasi (nama dan umur) pada kaca benda sebaiknya-baiknya agar tidak tertular. Nama terdiri dari 2 suku kata.
3)      Jangan lakukan pemeriksaan vagina sebelum pengambilan sediaan.
4)      Pasang speculum cocor bebek untuk menampilkan serviks. Pemakaian speculum vagina jangan disertai dengan pelumas.
5)      Jangan bersihkan permukaan serviks dengan kapas atau kain kasa.
6)      Cytobrush dimasukkan ke dalam kanalis diputar 1800 searah jarum jam
7)      Spatula dengan ujung pendek diusap 3600 pada permukaan serviks
8)      Cytobrus diusapkan pada kaca benda berlawanan arah jarum jam dan spatula juga digeserkan pada kaca benda yang sama dan telah diberikan lebel (dengan pensil) gelas) pada sisi kirinya. Penggeseran meliput seluruh panjang gelas sediaan dan hendaknya digeserkan sekali saja.
9)      Kaca benda segera dimasukkan dalam larutan fiksasi alkohol 95%. Sediaan difiksasi minimal 30 menit.
10)  Sediaan kemudian dikeringkan dengan menggunakan pengeringan udara. Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek, sediaan dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah.

Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis.
e.       Interpetasi
1)      Sistem Pelaporan
Dikenal beberapa sistem pelaporan hasil pemeriksaan pap smear yaitu sistem Papanicolaou, sistem deskriptif (displasia), neoplasia intra epitel serviks dan sistem Bethesda.
Klasifikasi Papnicolaou adalah sistem yang pertama kali dikemukakan oleh Papanicoloau. Sistem ini membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas.
Sistem ini telah banyak ditinggalkan karena tidak mencerminkan neoplasma serviks/vagina, tidak mempunyai padanan dengan timinology histopatologi, tidak mencantumkan diagnosis non kanker, tidak menggambarkan interprestasi yang seragam, dan tidak menunjukan suatu pernyataan diagnosis.
2)      Sistem Bethesda
Sistem ini merupakan penyempurnaan dari sistem Bethesda 1988, diputuskan pada tanggal 29-30 April 1991 oleh National Institute USA. Tujuannya adalah menghilangkan kelas-kelas papanocolaou, menciptakan terminology seragam memakai istilah diagnostic, memasukan pernyataan adekuat.
Sistem pelaporan ini mencakup komunikasi efektif antara ahli sitologi dan dokter perujuk, mempermudah korelasi sitologi-histologi, mempermudah penelitian epidemiologi, biologi dan patologi dan data yang dapat dipercaya untuk analisa statistic nasional dan internasional.
Kelebihan cara pelaporan TBS: penyederhanaan terminology dengan memakai terminology diagnostic yang jelas untuk kategori umum yaitu dalam batas normal, perubahan seluler jinak, abnormalis sel epitel.

No comments:

Post a Comment