Powered By Blogger

Monday, June 4, 2012

ASKEP DHF


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penyakit Dangue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus Dangue dengan perantara nyamuk Aedes Aegypti yang telah tertular melalui gigitan.
Pada umumnya semua pasien yang menderita DHF mengalami fase demam selama 2-7 hari, kemudian di ikutu oleh fase kritis selama 2-3 hari. Gejala-gejala umum yang berkaitan dengan permulaan penyakit adalah demam, sakit kepala yang hebat, nyeri otot / nyeri sendi disertai dengan atau tanpa demam, nyeri pada pergerakan bola mata dan gangguan rasa pengecapan.
Berdasarkan hasil praktek di RS pasien yang menderita DHF berjumlah sebagai berikut
Bulan
Jumlah Penderita
Oktober
November
Desember
4 Orang
17 Orang
20 Orang
Pada tahun 2008-2009.
1
 
Mengingat makin banyaknya penyakit DHF pada akhir 2008 ini penulis merasa berminat untuk memperdalam kasus DHF dan mencoba memberikan suatu bentuk asuhan keperawatan pada Tn.B secara komperhensip melalui bio-psiko-social-spiaitual dan masalah kesehatannya baik actual maupun potensial.

1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
1.      Memperoleh pengalaman secara nyata melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami DHF.
2.      Mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan kooperatif. Meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.
1.2.2         Tujuan khusus
1.      Melaksanakan pengkajian dengan sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisanya.
2.      Menegakkan diagnosa keperawatan yang mencakup keb.bio, psiko, social, dan spiritual.
3.      Membuat perencanaan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah di tentukan berdasarkan kebutuhan dari masalah pasien.
4.      Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
1.3  Manfaat
1.3.1        Bagi Penulis
1.      Penulis dapat mengetahui lebih jauh tentang penyakit DHF
2.      Penulis dapat mengetahui bagaimana cara pemberian aspek yang tepat, cepat dan cermat pada khasus DHF.
1.3.2        Bagi Institusi Pendidikan
Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi siswa/i anak didik untuk kerangka acuan dalam pembuatan Askep dan menambah koleksi buku Askep diperpustakaan.
1.3.3        Bagi Pasien
1.      Pasien dapat mengetahui definisi DHF
2.      Pasien dapat mengetahui tanda dan gejala DHF
3.      Pasien dapat mengetahui penatalaksaan dirumah

1.4  Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi permasalahan asuhan keperawatan pada Tn.B dengan diagnosa medis DHF diruang Yudha di RS.

1.5  Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah metode deskripsif dan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1.      Wawancara
2.      Observasi
3.      Studi Dokumentasi
4.      Studi Kepustakaan

1.6  Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
BAB I          : PENDAHULUAN, meliputi        :           Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode    penulisan dan Sistematika penulisan.
BAB II         : TINJAUAN TEORITIS, meliputi : Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Tanda dan Gejala, Penatalaksanaan.
BAB III       :  PEMBAHASAN AKEB, meliputi : Pengkajian, Diagnosa keperawatan,     Perencanaan keperawatan.
BAB IV       : PENUTUP, meliputi : kesimpulan dan Saran.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Definisi DHF
DHF adalah penyakit demam akut dengan cirri-ciri demam manifestasi pendarahan dan bertendensi mengakibatkan rejatan yang dapat menyababkan kematian. (buku Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, halaman 419 tahun 2000)
      DHF adalah salah satu penyakit akut disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk “Aedes Aegypti” atau oleh “Aedes Albopictus”. (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III halaman. 569)
      DHF adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus Dangue yang ditularkan oleh nyamuk “Aedes Aegypti” oleh gigitannya. (Depkes pada tahun 2006)
5
 
      DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dangue ditularkan dari orang ke orang lain melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dapat menimbulkan kematian yang singkat dan sering menimbulkan wabah. (www.dik.bpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=141&itemid=47 61k Tembolok, 30 Januari)
Etiologi
Virus Dangue Serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui vector Nyamuk Aedes Aegypti, Nyamuk Albopictus. Aedes polynesiensis, dan beberapa spesies lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan anti bodi seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain.

Patofisiologi
Virus dangue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus sebagai vector ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai DD. Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh tipe virus Dangue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang bebeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi Dangue pertama kali, mandapat infeksi berulang virus Dangue lainnya. Virus akan bereplikasi dinodus limfatikus regional dan menyebar kejaringan lain, terutama ke system retikoloen dotelial dan kulit secara bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk komplek virus anti bodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengakibatkan system komplemen yanga berakibat dilepaskannya anafilaktoksin C3a dan C5a sehingga premeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi jika agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan vasoa aktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit, tiga factor yang merangsang koagulasi intravaskuler. Terjadinya aktifitas factor Hagemen (Faktor XII) akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding penbuluh darah.

Tanda dan Gejala
1.      Panas tinggi mendadak terus menerus selama 2-7 hari, sakit kepala, pusing, nyeri otot, mual dan muntah, tampak lemah dan lesu, suhu badan antara 38-40 derajat celcius atau lebih, anorexia.
2.      Muncul bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit serta menurunnya sel darah pembeku (trombosit). Untuk membedakannya, kulit di renggangkan dan di tekan tidak mau hilang, bila bintik-bintik merah itu hilang berarti bukan DBD.
3.      Kadang-kadang terjadi pendarahan dihidung (mimisan) dan gusi berdarah.
4.      Mungkin terjadi berak darah atau muntah darah.
5.      Bila tidak di obati, penderita akan mengeluh nyeri ulu hati, karena terjadi pendarahan di lambung.
6.      Bila sudah parah penderita akan  gelisah, ujung tangan dan kakinya berkeringat. Bila tidak segera ditolong di RS dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.
a.       Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut :
1)      Derajat I (ringan), terdapat demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinis lainnya dengan manifestasi pendarahan. Uji torniket
2)      Derajat II (sedang), ditemukan pula pendarahan kulit dan manifestasi pendarahan lain.
3)      Derajat III, ditemukan tanda-tanda dini renjatan.
4)      Derajat IV, terdapat DSS dengan nadi dan tekanan darah tidak terukur.

Penatalaksanaan
  1. Tirah baring
  2. Makan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum, 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirop) air tawar + garam.
  3. Medika mentosa yang bersifat simtomasis untuk hipereksia dapat di berikan kompner, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan jangan diberikan asetosal karena berbahaya pendarahan.
  4. Antibiotic diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
a.       Pemasangan infuse dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan di atasi.
b.      Observasi keadaan umum nadi : tekanan darah, suhu, dan pernafasan tiap jam, serta Hb dan Ht, tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
  1. Biodata
a.       Identitas Pasien
Nama                                             : Tn. B
Umur                                             : 21 Tahun
Jenis Kelamin                                : Laki-laki
Suku/Bangsa                                 : Jawa
Agama                                           : Islam
Pekerjaan                                       : Mahasiswa
Pendidikan                                    : Masih Sekolah
Tanggal Pengkajian                       : 12 Januari 2009
b.      Identitas Penanggungjawab
Nama                                             : Tn. Djodi Rusmanto
Umur                                             : 50 Tahun
10
 
Jenis Kelamin                                : Laki-laki
Agama                                           : Islam
Pekerjaan                                       : TNI
Hub. Dengan Pasien                     : Ayah Pasien
  1. Keluhan Utama
Anorexia (tidak mau makan)
  1. Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dating melalui UGD pada tanggal 04/01/2009 diantar oleh keluarganya dengan keluhan pusing, mual, panas tinggi jika malam hari, BAB mencret pada saat di kaji pasien hanya mengeluh tidak mau makan dikarenakan mulut terasa pahit. Pasien mau makan bila dibujuk dan pasien tidak mau makan bila tidak dibujuk.
b.      Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu pasien mengatakan pasien baru pertama kali mengalami DHF dan tidak mempunyai penyakit lain.
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien tinggal bersama Ayah, Ibu dan 2 orang adiknya. Keluaga pasien tidak ada yang mengalami sakit yang sama.

  1. Keadaan Umum
a.       Tingkat kesadara   : Compos mentis
b.      Tanda-tanda vital 
Tekanan darah : 110/50mmHg Suhu : 36 derajat celcius Nadi : 80X/menit Respirasi : 30X/menit
c.       Penampilan umum :
Pasien terlihat agak lemah dan lesu.
  1. Pemeriksaan Fisik
a.       Kulit
·         Warna kulit                 : Kuning
·         Tekstur Kulit               : Lembab dan elastis
b.      Kuku
·         Keadaan kuku             : Bersih (tidak ada kotoran)
·         Warna                          : Merah muda
c.       Kepala
·         Bentuk kepala             : Simetris
·         Kelainan                      : Tidak ada
·         Keadaan rambut          : Sedikit acak-acakan
·         Kulit kepala                 : Sedikit kotor

d.      Mata
·         Sklera                          : Anikterik
·         Konjungtiva                : Anemis
·         Reflek cahaya             : Normal, ditandai pada saat dilakukan reflek cahaya dengan pen laigh mata pasien langsung berkedip.
·         Pupil                            : Isohor, normal bila di dekatkan dengan cahaya mengecil dan bila dijauhkan cahaya membesar.
·         Kelainan                      : -
e.       Hidung
·         Fungsi Penciuman       : Normal ditandai bisa mencium bau minyak kayu putih
·         Bentuk                        : Simetris
·         Serumen                      : Tidak ada
·         Kelainan                      : Tidak ada
f.       Telinga
·         Fungsi pendengaran    :  Normai, di tandai bisa mendengarkan pertanyaan perawat
·         Bentuk                        : Simetris
·         Keadaan                      : Bersih
g.      Mulut
·         Fungsi pengecapan      : Terasa pahit dan asam
·         Kebersihan gigi           : Bersih
·         Kelainin bibir              : Hiperemis conted (kering)
h.      Dada dan Paru-paru
·         Bentuk                                    : Simetris
·         Frekuensi nafas           : Tidak dikaji
i.        Abdomen
·         Nyeri tekanan              : Normal, di tandai tidak ada nyeri tekan
j.        Genetalia
·         Keadaan Rektum        : Bersih
k.      Kekuatan Otot
·         Reflek Bisep               : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan reflek hamer ada pergerakan
·         Reflek Trisep               : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan reflek   hamer ada pergerakan
·         Reflek Patela               : Normal, ditandai pada saat diperiksa dengan reflek hamer ada pergerakan
·         Reflek Baby-sky         : Normal, datandai pada saat dilakukuannya pemeriksaan pada telapak kaki bergerak
  1.  Aspek Psiko-sosial-spiritual
a.       Aspek psikologis
Pasien terlihat gelisah dan cemas
b.      Aspek social
Hubungan pasien dengan keluarga, pasien lain dan perawat baik
c.       Aspek spiritual
Pasien kurang memperhatikan agama terutama sekarang dalam keadaan sakit, misalnya dalam beribadah. Tapi pasien yakin bahwa dia akan sembuh dari peyakitnya.
  1. Aktivitas Daily Living
No
Jenis Aktifitas
Saat Sehat / dirumah
Saat Sakit / di RS
1




2



3




4




5
Nutrisi
·   Frekuensi
·   Jenis makanan
·   Porsi makanan
·   Kesulitan
Minuman
·    Jenis air minum
·    Frekuensi
·    Kesulitan
Personal Hygiene
·   Frekuensi Mandi
·   Sikat gigi
·   Keramas
Eliminasi
A.Eliminasi Fecel
·   Warna feces
·   Konsistensi feces
·   Kelainan
Istirahat / tidur
·   Mulai tidur
·   Lamanya tidur
·   Sering terjaga


2X-3X / hari
Nasi, lauk pauk, sayur
1 porsi
Tidak ada

Air putih
7-8 gelas / hari
Tidak ada

2X sehari
2X sehari
2 hari 1X


Lancar
Kuning tengguli
½ padat + cair ½
Tidak ada

Tidak tentu
6 jam / hari
-

3X / hari
Nasi, lauk, kue, sayur
¼ porsi
Mual terasa pahit

Air putih
5-6 gelas / hari
Tidak ada

1X dicit (air hangat)
1X sehari
-


Lancar
KUning khas
½ padat + ½ cair
Tidak ada

Tidak tentu
8 jam / hari
-



  1. Daftar Penunjang
A.    Pemeriksaan Diagnostik
No
Tanggal
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
1
12 Januari 2009
Laboratorium :
-Haemoglobin

-Leukosit
-Haemotokrit

Thrombosit

13,0

9,800
35,5

285.000

Pria      : 14-18 gr %
Wanita : 12 gr %
5.000-10.000 /mm3
Pria      : 40-48 gr %
Wanita : 37-43 gr %
200.000-500.000


Pemberian obat-obatan
·         Th / inved RL 25 tetes / menit
·         Cloramphenicol tab 3X1 sehari
·         Metacloramid injeksi 3X1 ampul
·         Ranitidin injeksi 2X1 ampul
·         Antrain injeksi 2X1 ampul
·         Cofotikdosis 1 jr
·         Metollop no vasin lap
·         Afotnxre

B. Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1







2








3
DS : - Pasien mengatakan tidak nafsu makan
Do : - kondisi pasien lemah dan lesu
5. hanya menghabiskan ¼ porsi
6.      tampak mual-mual
Ds : - pasien mengatakan selama di RS tidak pernah melakukan kebersihan tubuhnya
Do : - pasien terlihat dari keadaan rambut dan kulit kepala sedikit kotor
Ds : - pasien mengatakan takut dan cemas Karena penyakitnya
7. pasien terlihat gelisah
8. pasien tampak bertanya-tanya kepada perawat tentang penyakitnya
Karena mual, peningkatan asam labung






Kelemahan fisik








Kurang informasi
-gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh





Kurangnya perawatan diri : PH (personal hygiene)







Gangguan rasa aman : Ansietas

Diagnosa Keperawatan
  1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. b/d Anorexia
  2. Kurangnya perawatan diri : PH (personal hygiene) b/d kelemahan fisik
  3. Gangguan rasa aman : Ansietas b/d kurangnya informasi

Perencanaan




Perencanaan


Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
1
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya peningkatan asam lambung. Ditandai oleh :



















BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang penulis berikan dengan diagnosa Medis DHF meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi.
Dalam pengkajian di dapatkan data pusing, mual, panas pada malam hari, tapi pada saat di kaji pasien tidak mau makan sehingga di dapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu :
  1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anorexia
  2. Kurang perawatan diri : personal hygiene b/d kelemahan fisik
  3. Ganggun rasa aman : Ansietas b/d kurangnya informasi
Setelah membuat perencanaan dan dilakukan Implementasi atau tindakan keperawatan maka masalah teratasi.
Ø  DHF adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus Dangue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Ø  DHF adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri manifestasi pendarahan dan bertendensi mengakibatkan kematian.

4.2  Saran
Saran-saran yang penulis kemukakan disesuaikan dengan hasil selama melakukan asuhan keperawatan dan kesenjangan yang ada selama pasien dirawat.
4.2.1        Bagi RS              : Agar lebih ditingkatkan lagi pelayanan kesehatannya dan dalam   pemberian asuhan keperawatan lebih kompeten.
4.2.2        Bagi Institusi      :  Agar lebih menambah koleksi buku-buku diperpustakaan agar meningkatkan kualitas siswa dan siswi dalam memudahkan dalam penulisan tugas akhir.
4.2.3        Bagi Pasien        : -    Pasien dapat mengerti defisiensi DHF
-          Pasien dapat mengerti tentang cara penanggulangan bila terkena DHF lagi

SATPEL
(SATUAN PENYULUHAN)

Pokok Bahasan           : Pencegahan penyakit DHF
Sub Pokok Bahasan    : -  Definisi DHF
-       Gejala DHF
-       Tanda dan gejala
Sasaran                        : Pasien dan keluarganya
Tempat                        : RST Tingkat III Ciremai Ruang Yudha
Waktu                         : Hari / tanggal            : Senin, 12 Januari 2009
   pukul                        : 11.30 WIB

I.       Tujuan 
A.    Tujuan instruksional umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan pasiend an keluarganya diharapkan dapat memahami tentang DHF.
B.     Tujuan instruksional khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan pasien dan keluarganya dapat :
-          Menjelaskan pengertian DHF
-          Menyebutkan gejala DHF
-          Menyebutkan upaya pencegahan DHF
II.    Metode
Metode yang digunakan :
  1. Diskusi                  lisan
  2. Tanya jawab
III. Media
Famplet
IV. Materi Penyuluhan
a.       Pengertian DHF
b.      Gejala DHF
c.       Upaya pencegahan DHF
Penjelasan
a.       Pengertian
DHF (Dengue haemorrhagic Fever) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypty yang sudah tertular virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
b.      Gejala klinis
-          Mendadak panas tinggi ± 2 – 7 hari
-          Tampak lemah dan lesu
-          Sering terasa nyeri pada ulu hati.
-          Tampak bintik – bintik merah pada kulit
-          Hari ketiga ditandai prescok
-          Bila sudah parah penderita gelisah
-          Tangan dan kaki penderita dingin dan berkeringat.
-          Kadang – kadang terjadi perdarahan dihidung (mimisan)
-          Mungkin terjadi muntah darah.
c.       Upaya pencegahan penyakit FHF
1.      membersihkan halaman rumah dari kaleng – kaleng bekas, botol-botol epceh dan benda lain-lainnya, yang memungkinkan bersarangnnya nyamuk.
2.      menguras tempat penyimpanan air, bak mandi, WC, drum dan lain-lain seminggu sekali.
3.      menutup kembali tempayan rapat-rapat setelah pengambilan air
4.      untuk tempat air yang tidak memungkinkan / sulit dikuras, taburkan bubuk abate kedalam genangan air tersebut. Ulangi hal ini setiap 2 -3 bulan sekali.
V.    Evaluasi
Procedure              :
Jenis                      :
Bentuk                  :
SOAL ..
1.      Apakah pengertian DHF ?
2.      Sebutkan gejala klinis DHF, minimal 2 ?
3.      Sebutkan pencegaan penyakt DHF, minimal 2 ?
Jawaban
1)      DHF (Dengue Hemorrhagic) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegepty yang sudah tertular virus dengue yang ditularkan dari gigitanya.
2)      Gejala DHF antara lain :
-          Mendadak panas tinggi ± 2 – 7 hari
-          Tampak lemah dan lesu
-          Sering terasa nyeri
-          Tampak  bintik - bintik
3)      Cara pencegahan penyakit DHF antara lain :
a.       Membersihkan halaman rumah dari kaleng –kaleng bekas, pecahan kaca dan benda lainnya yang dapat memungkinkan bersarangnya penyakit.
b.      Menguras tempat penyimpanan air, WC, drum, dan lain-lain seminggu sekali.
c.       Menutup kembali tempayan rapat.
d.      Memberikan bubuk abate pada tempat yang susah dikuras. 

No comments:

Post a Comment