Powered By Blogger

Sunday, December 13, 2009

DIAPER RASH (RUAM POPOK)

DIAPER RASH (RUAM POPOK)

Pengertian
Diaper rash (ruam popok) merupakan akibat akhir karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.

Penyebab
a. Kebersihan kulit yang tidak terjaga.
b. Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing.
c. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab
d. Akibat mencret
e. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, detergen.

Tanda dan Gejala
• Iritasi pada kulit yang terkena, muncul sebagai eritema
• Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti : pantat, alat kemaluan, perut bawah, paha atas.
• Keadaan parah : papila eritematosa, Vesikula dan Ulserasi.

Penatalaksanaan
• Daerah yang terkena Diaper Rash, tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering.
• Bersihkan kulit yang iritasi dengan kapas halus yang mengandung minyak.
• Segera bersihkan dan keringkan bila anak kencing dan BAB.
• Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi.
• Beri makanan tetapi dengan porsi yang cukup.
• Perhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan.
• Memlihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya.
• Pakaian /celana yang basah oleh air kencing harus direndam dalam air yang dicampur acidium boricum, bersihkan, dibilas sampai bersih dan keringkan.


BERCAK MONGOL

Pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan saat lahir pada beberapa bayi, yang akan menghilang secara perlahan-lahan selama tahun pertama dan tahun kedua kehidupan.

SOBERRHEA

Lapisan kulit yang berlapis-lapis, namun hal tersebut bukan masalah, hanya terlihat kurang bagus.

Pengobatan :
Dengan menggosok pelan-pelan kulit kepala dengan minyak, lalu cuci dengan shampo kemudian lepaskan dengan menggunakan sisir bergerigi halus.
»»  Baca Selengkapnya....

Thursday, December 3, 2009

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998)
2. Bentuk / Type Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone)
Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family)
f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).
g. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)
3. Peranan &. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan.


b. Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(Suprajitno, 2004: 7)
4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :


a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan TBC.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.


PRIMI GRAVIDA

2.1. Konsep dasar asuhan kebidanan primigravida dengan kehamilan fisiologis.
2.1.1. Pengertian kehamilan
Kehamilan ialah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai konswepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba.Ida bagus gede, 1998;4)
2.1.1.1. Penyebab Kehamilan
Kehamilan dapat terjadi karena pertemuan ovum dan sperma. Pada coitus air mani terpancar kedalam ujung dari vagina sebanyak 3CC. Dalam air mani terdapat spermatozoa atau sel-sel mani sebanyak100-200 juta tiap cc.
Sel mani bentuknya seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk. Inti sel terdapat dikepala sedang ekor gunanya untuk bergerak maju. Karena pergerakkan ini maka dalam sartu jam spermatozoa melalui canalis servikalis dan cavum uteri kemudian kemudian berada dalam tuba. Disini sel mani menunggu kedatangan sel telur, jika pada saat ini terjadi ovulasi maka mungkin terjadi fertilisasi, jadi kehamilan dapat dihasilkan bila coitus dilaksanakan pada saat ovulasi. (Obtetrie fisiologi Padjajaran. 1983; 99)
2.1.1.2. Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan meliputi tanda-tanda presumtif, tanda mungkin hamil, dan tanda hamil pasti.
Tanda-tanda persumtif yaitu : Amenorrhoe, mual dan muntah, mengidam (ingin makan khusus), tidak tahan suatu bau-bauan, pingsan bila berada ditempat ramai, sesak dan padat, anorexia, lelah, payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri serta kelenjar montgomeri terlihat lebih besar dan padat. Asanya konstipasi, pigmentasi kuliut, epulis (hypertropi dari pupil gusi) dan pemekaran vena-vena.
Sedangkan tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu : perut membesar, uterus membesar adanya tanda hegar, tanda chadwick, tanda piskasek, adanya kontraksi kecil uterus bila dirangsang (braxton hicks), teraba ballotement, dan reaksi kehamilan positif.
San tanda hamil pasti yaitu : adanya gerakan janin, denyut janin dapat didengar dengan stetoskop, dopler, fero elektrocardiogram serta terlihat di USG, foto rontgen.
2.1.2. Pengertian primigravida
Primigravida ialah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. (Mochtar, Rustam, 1990;100)
2.1.2.1. Tanda-tanda kehamilan primigravida meliputi :
Perut tegang, pusar menonjol, rahim tegang, payudara tegang, labia mayora tampak bersatu, hypen seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh, servicks licin bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari, perineum utuh dan baik. Pada servix terdapat pembukaan yang didahului dengan pendataran dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan rata-rata1 Cm dalam 2 jam). Pada bagian terbawah janin turun pada 4-6 minggu akhir kehamilan, dan pada persalinan hampir selalu dengan episiotomi (Mochtar, Rustam, 1998; 46).
2.1.3. Perubahan-perubahan pada ibu hamil.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu hamil.
2.1.3.1. Perubahan fisiologis
Di bawah ini terdapat perubahan sistem reproduksi dalam bentuk tabel.

Tabel2.1.3.1.
Perubahan fisiologis

Perubahan pada... Penyebab
1.Endometrium
Proliferasi endometrium sebagai persiapan terjadinya inplantasi ovum.
Glukogen dihimpun dalam lapisan endometrium untuk mensuplai makanan pada blastokis bila terjadi konsepsi Pengaruh hormon estedrogen progesteron mempertahankan implantasi di endometrium.
2. Ovarium bertanggung jawab terhadap pembentukan corpus luteum Implatansi blatokist dan perkembangan plasenta dijamin oleh sekresi progesteron. NCG mulai usia kehamilan 8 hari, yang berfungsi menyediakan nutrisi dan hormon untuk mempertahankan corpus luteum 7-10 minggu sampai placenta dapat berfungsi
3. Tuba falopii merupakan tempat mertemunya ovum dab sperma dan merupakan saluran telur kedalam uterus Dengan rangsangan hormon esterogen dan progesteron cairan dalam memberi isyarat tentang kondisi, peristiwa dan kapasitas sperma dan pembelahan-pembelahan dalam gamet mengadakan persiapan yang memadai pada endometrium untuk iumplantasi telur..
4. Cervix uteri
Terdapat peningkatan dari vascularisasi, edema lembut dan pembesaran dari glandula/kelenjarcervical Esterogen bertanggung jawab terhadap perubahan cervix sehingga timbul tanda chadwick. Sumbatan disaluran cervix dapat berfungsi untuk janin, dari inovasi mekanik atau bakteri pada awal persalinan sumbatan ini twerpisah dan kencang. Pembuluh darahnya terp[otong dan cairan kental dikeluarkan sebagai blood slym.
5. Payudara
terdapat peningkatan dari ukuran nodulus dan sensitifitas. Sistem saluran payudara telah tumbuh sejak usia kehamilan 3 bulan Si bawah rangsangan esterogen dan progesteron payudara membesar ukurannya, puting susu juga membesar, warnanya lebih gelap, menonjol, kelenjar montgomerinya membesar. Produksi kolostrum berlangsung pada akhir kehamilan dan buah dada terus membesar.
6. Vagina
Vascularisasi meningkat pada vagina sehingga vagina menjadi lebih padat Dibawah pengaruh esterogen terdapat proliferasi dari sel-sel vagina yang menyebabkan dinding saluran vagina menjadi lebih tebalberlipat-lipat dan membesar dalam mempersiapkan lewatnya kepala bayi.
7. Pertumbuhan uterus
Berat uterus meningkat dari 30-50 gram menjadi 900-1000 gram pada kehamilan aterm. Pengaruh esterogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan dan berfungsinya uterus. Progesteron mempersiapkan tempat implantasi dan menghalangi kontraktifitas miometrium.
Volume uterus meningkat dari 10 ml menjadi 2-10 liter pada kehamilan aterm Uterus akan dapat teraba
3 bulan pada sekitar simpisis
6 bulan setinggi pusat
4 bulan 3 jari dibawah pusat
Posisi uterus
Memasuki rongga panggul pada minggu ke 12 dan mengadakan dextro rotasi kearah kanansesuai pembesarannya Perkembangan janin dapat dipantau , menyebabkan tekanan pada ureter kanan. Berat uterus pada trimester III dapat menekan vena kava dan aorta dapat menyebabkan tanda-tanda hipertensi pada posisi terlentang
Uterusbertahan dalam posisi longituginal terhadap garis aksis panggul Pertumbuhan janin teraba. Kehilangan pusat gaya berat sesuai dengan pemberatan uterus.
Sokongan bagian depan oleh dinding abdomen Penyempitan lumen rectum dapat terjadi
Uterus tidak begitu semsitif untuk kontraksi sehingga sampai pertengahan kehamilan, ketika uterus menjadi lebih sensitif akibat rangsangan oksitosin Kontraksi pada awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran. Kelahiran pre term merupakan resiko pada kehamilan trimester III
Pada akhir trimester II sampai trimester III, uterus lebih sensitif untuk kontraksi Merupakan permulaan kelahiran pada kehamilan aterm. Menyebabkan kematangan, dilatasi,perdarahan cervix pada kehamilan aterm.
Kontraksi Broxton hicks merupakan kontraksi yang tidak beraturan, datang sewaktu-waktu, tidak mempunyai irama tertentu, kontraksi ini dapat timbul selama kehamilaan. Esterogen menyebabkan peregangan myometrium. Wanita hamil merasakan kontraksi terasa tegangandan tekanan pada uterus. Kontraksi ini dapat diraba pada pemeriksaan . Pada trimester III kehamilan dalam masa persalinan.(Maternity Nursing W.B. Sauders, 1981)
Sumber : Primer data pustaka


2.1.3.2. Penyesuaian dan proses psikologis
Penyesuaian dan proses psikologis sibagi dalam trimester I, II, dan III seperti tercantum dalam tabel di bawah ini


Tabel 2.1.3.2
Penyesuaian dan proses psikologis

Klasihikasi Periode Perusahan psikologis
Trimester I Periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia hamil Meningkatnya kebutuhan mencintai dan dicintai tanpa seks libido karena dipengaruhi oleh kelelahan, mual dan payudara yang membesar.
Adanya kekhawatiran dan kecemasan.
Trimester II Periode kesehatan Ibu merasa sehat
Bebas dari ketidaknyamanan
Merupakan fase bathiniah, kehamilan untuk membangkitkan identitas keibuannya.
Sebagai wanita merasa lebih erotik.
Trimester III Periode penggunaan yang waspada Terdapat rasa gelisah
Adanya rasa ketakutan
Ketidak nyamanan fisik
Memerlukan dukungan
Seksualitas menurun karena perut membesar sehingga menciptakan rasa bersalah pada ibu.
Berbagi perasaan diantara pasangan sangat penting untuk periode ini. (Varney.H.1997)
Sumber primer : data pustaka


2.2. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
Dalam memberikan Asuhan kebidanan dilakukan melalui langkah-langkah pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan serta melakukan evaluasi hasil kegiatan.
2.2.1. Pengkajian
Pemeriksaan pada iobu selama kehamilan penting sekali. Hasil pemeriksaan yang lengkap akan memberikan gambaran yang menyeluruh untuk menilai kesejahteraan ibu, mengidentifikasikan perubahan-perubahan normal serta mendeteksi keadaan-keadaan yang mengandung resiko kehamilan dan massa persaklinan. Pengkajian dilakukan terhadap keseluruhan aspek yang meliputi aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual ibu seperti tercantum dalam tabel dibawah ini.
1.2.1.1. Pengkajian data subyektif

Tabel 2.2.1.1.
Pengkajian Data Subyektif
Pengkajian
Tentang Hal-hal yang dikaji Tujuan
1. Identitas/Bio data Nama DX/suami, umur, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, penghasilan Untuk mengetahui atau mengenal penderita dan menentukan status sdosial ekonominya yang harus diketahui misal : untuk menentukan Anjuran apa yang diberikan selain itu umur penting untuk prognosa kelahiran.
2. Keluhan utama Apa yang px rasakan/penderita rasakan saat ini Agar diketahui apakah penderita datng untuk pemeriksaan kehamilan atau kalau ada keluhan-keluhan lain yang penting
3. Riwayat kehamilan ini Usia hamil, HDHT, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.
4. Riwayat obstetri yang lalu Jumlah kehamilan, jumlah persalinan, jumlah persalinan cukup bulan, jumlah persalinan prematur, jumlah anak hidup, jumlah keguguran. Perdarahan pada kehamilan, persalinan, nifas terdahulu, berat bayi < 2,5 kg attau berat bayi > 4 kg.
Adanya masalah-maslah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau adalah hasil ujian—ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.
5. Riwayat penyakit Jantung, ttekanan darah tinggi, TBC, pernah operasi, alergi obat/makanan, ginjal, asma, epilepsi, penyakit hati, pernah kecelaakaan. Data ini penting diketahui untuk melihat adanya kemungkinan penyakit-penyakit yang menyertai dan dapat mempengaruhi kehamilan.
6. Riwayat kesehhatan keluarga - Anak kembar
- Penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan (TBC)
- Penyakit keluarga yang dapat diturunkan CDM Data ini untuk melihat kemungkinan terjadi terhadap ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
7. Riwayat KB - Metode KB apa yang dipakai dan lama pemakaian Data ini untuk menentukan rencana tindakan dalam mengambil keputusan bila diperlukan dan membantu dalam mengkaji keadaan psikologis ibu.
8. Riwayat sosial ekonomi - Status soosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
- Jumlah kelluarga di rumah yang membantu
- Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga.
- Pendidikan, pekerjaan, penghasilan. Data ini untuk mengetahui adanya kebiasaan-kebiasaan sehari-hari ibu yang akan mempengaruhi kehamilan.
9. Pola kegiatan sehari-hari - Makan dan minum
- Pola eliminasi
- Keberhasilan diri
- Aktifitas sehari-hari
- Tidur dan istirahat
- Olahraga. Data ini untuk mengetahui adakah kebiasaan sehari-hari ibu yang akan mempengaruhi kehamilan.


1.2.1.2. Pengkajian data obyektif

Tabel 2.2.1.2.
Pengkajian data obyektif

Pengkajian Hal yang dikaji Rasionalisasi
Pemeriksaan umum - Kesadaran


- Tinggi badan
- Berat badan



- Tanda-tanda vital; suhu, nadi, tensi, respirasi Untuk menilai kesan pertama kepadda klien dan menentukan tindakan
Untuk memberikan gambaran menganai ukuran panggul
Untuk mengetahui status gizi ibu & dapat dipantau perkembangannya.
Untuk mengatahui adanya kelainan pada sistem tubuh.
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi - Rambut : bersih/kotor apakah mudah dicabut.
- Muka adakah cloasma gravidarum
- Mulut dan gigi : kebersihan, stomatitis, caries leher : addakah pembesaran kelenjar limfe.
- Dada : bentuk payudara pigmentasi areola pappila mamae
- Perut apakah pembesaran perut sesuai umur kehamilan, adakah strie gravidarum atau bekass operasi
- Vulva : keadaan perineum.
- Ekstremitas : adakah vances, oedema, luka Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan
2. Palpasi - Leopold I


- Leopold II



- Leopold III



- Leopold IV Menentukan TFU dan tuanya kehamilan serta bagian apa yang di fundus
Menentukan letak punggung anak dengan presentasi membujur dan menentukan kepala anak pada letak lintang.
Menentukan apa yang terddapat dibagian bawah dan apakah bagian anak sudah masuk PGP atau belum.
Menentukan bagiaan bawah dan seberapa masuknya.
3. Auscultasi - Denyut jantung janin
4. Perkusi - Reflek patella Untuk mengetahui keadaan janin mengetahui reflek patela bila kemungkinan mengalami kekurangan Vit B1.
5. Ukuran panggul luar - Distantia spinarum
- Distantia cristorum
- Bordelogue
- Lingkar panggul Untuk mengetahui keadaan panggul yang akan berpengaruh pada proses persalinan.
6. Pemeriksaan laboratorium - Albumin
- Reduksi
- Hb
- HBSAg Untuk mengetahui faktor resiko ibu hamil, misal : pre eklamsi
Untuk mengetahui apakah ibu mengidap DM
Untuk mengetahui faktor resiko terhaddap anemia
Untuk mengetahui faktor resiko terhadap hepaatitis
Sumber : primer data pustaka

2.2.2. Pengkajian
Data Dasar Diagnosa / Masalah
S



O Ibu mengatakan hamil ...... bulan kehamilan ke berraapa, gerakan anak mulai dirasakan kapan HDHT, keluhan saat ini.
K/u ibu kesadaran ..........
BB........, TB......cm, , T......., S........., N......., R.........
Hasil inspeksi............
Hasil palpasi............
Hasil auscultasi.............
Hasil perkusi..............
Hasil pemeriksaan laboratorium G............., P.............mgg
T/H, intra/ekstra uterin, letak, k/u ibu.......

2.2.3. Pengkajian
Diagnosa : G........, D........., ..........mgg, T/H, inttra uterin panggul.........k/u ibu.............
Tujuan : kehamilan berjalan normal
Kriteria : - Keadaan ibu dan janin baik
- TFU sesuai umur kehamilan
Perencanaan Rassionalisasi
1. Lakukan komunikasi therapeutik dengan klien
2. Berikan penjelasan pada px tentang kondisi kehamilannya
3. Berikan KIE
- Tanda-tanda persalinan
- Persiapan persalinan
- Tanda-tanda bahaya
- Tempat melahirkan
- Penolong
4. Anjurkan klien kontrol 1 bulan lagi Dengan komunikasi therapeutik diharapkan tercipta hubungan/ kerja sama yang baik antara klien dan petugas
Pemberian informasi pada klien tentang kondisi kehamilannya akan menambah pengetahuan klien dan membuat klien tenang dan tidak cemas.
Dengan penjelasan ibu akan lebih menngerti dan tidak akan bingung dalam menghadapi masalah.
Konvoi yang teratur akan dapat mempermudah kita untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada secara dini.


2.2.4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan didalam pelaksanaan kemungkinan bidan melakukan tindakan secara langsung pada klien atau bekerjasama (kolaborasi ) dengan tenaga lain.
Kegiatan pelaksanaan perlu dikendalikan agar tetap menuju sasaran. Setiap tindakan yang dilakukan memberikan perubahan pada sasaran.
2.2.5. Evaluasi
Tahap ini menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai tujuan perlu dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat keberhasilan. Dan sebaliknya bila tindakan tidak mencapai tujuan maka lanngkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis Kehamilan
2.1.1 Pengertian
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi apabila ada pertemuan dan persenyawaan antar sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) pada saat haid terakhir atau pada masa ovulasi (prawirohardjo, 1999: 55)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai ahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2002: 89).
Lamanya kehamilan mulai dari evulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature. (Prawirohardjo, 2002: 125).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta. Serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 1998: 95).

b. Pengertian Pemeriksaan Kehamilan
Adalah supaya untuk mencegah komplikaso obstetrik bila mungkin ada memastikan bahwa komplikasi di deteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Prawirohardjo, 2001: 6).
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah pemeriksaan yang dilakukan pada setiap ibu hamil yang datang untuk memeriksakan diri dan harus diadakan pemeriksaan lengkap agar dapat diperoleh suatu diagnosa yang tepat.
2.1.2 Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi
3. Mengenali sevara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pmberian Asi eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Prawirohardjo, 2002: 90).

2.1.3 Etiologi
Kehamilan dimulai dengan adanya pertemuan sel-sel telur dan sel sperma, sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel sperma dalam tubuh mampu membuahi selama 1-3 hari. Sel telur yang dilepaskan diliputi corna radinata. Saat memasuki tuba korona berkurang, sehingga memudahkan sperma menembus ovum. Korona radinata dikikis oleh sperma, selanjutnya menembus zona pellusida dengan enzim hiluronidase dan ekor sperma putus. Sehingga inti sperma bertemu dengan inti ovum.
Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju, karena pergerakan ini maka dalam satu jam spermatozoa melalui canalis dan covum uteri kemudian berada dalam tuba.
Sel mani menunggu kedatangan sel telur jika tidak terjadi ovulasi maka tidak menghasilkan kehamilan. (Sastrawinata, 1983: 102).
2.1.4 Patofisiologi
Sel telur (ovum) berasal dari oogonium tunggal/oogonium sel telur induk telur. Pertumbuhan ovum (oogenesis), prosesnya :

Epitel Germinal

Folikel primer

Folikel de graf (kadar estrogen meningkat)

Proses pematangan pertama


Proses pematangan kedua (pada saat bertemunya ovum dan sperma)

Fase dimana terbentuknya fetus adalah :
Ovum

FSH merangsang ovum

Ovum matang


Sel telur ekstrogen

Estrogen berhenti memperoduksi FSH

LH terbentuk

Lh merangsnag ovum keluar dari ovarium

Terjadi ovulasi

Sel telur + sperma

Zigot

Morula

Blastula


Embrio

Fetus
Adapun perubahan yang terjadi pada ibu hamil Ibu Hamil :

Perubahan pada sistem reproduksi Perubahan pada organ dari sistem lain
- Uterus - Sistem sirkulasi darah
- Ovarium - Sistem pernafasan
- Dinding rahim - Saluran pencernaan
- Vulva-vagina - Tulang dan gigi

- Kulit
- Kelenjar endokrin
(Manuaba, 1998: 95)
Keterangan: Ovarium pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan 16 minggu,dinding rahim juga mengalami perubahan karena hormon estrogen dan lebih banyak mengandung jaringan ikat pada vulva-vagina adanya hipervaskularisasi mengakibatkan lebih merah dan kebiru-biruan yang disebut tanda Chadwick.(Prawirohardjo,2002:95)

2.1.5 Perubahan pada sistem reproduksi
a. Uterus pada kehamilan membesar disebabkan oleh otot polos rahim
b. Indung telur pada ovulasi terhenti masih dapat korpus liteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progestoren
c. Vulva dan vagina pengaruh estrogen
d. Dinding perut pembesaran rahim menimbulkan peranggangan dan menyebabkan robeknya selaput elastis dibawah kulit, maka timbulah striae gravidarum.
2.1.6 Perubahan pada organ sistem Iain
a. Sistem sirkulasi darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir TM 1. Puncaknya pada kehamilan 32 minggu minggu (terjadi hemodilusi). Protein darah pun meningkat pada akhir kehamilan begitu pula dengan pompa jantung, jantung mulai naik dan menurun pada minggu terakhir kehamilan.
b. Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas, hal ini disebabkan usus ditekan ke atas kearah diafragma oleh pembesaran rahim. Kapasitas paru meningkat sedikit selama hamil, sehingga wanita hamil selalu bernafas lebih dalam terutama pernafasan dada.
c. Saluran pencernaan
Ini terjadi karena salivasi meningkat pada TM 1 sehingga mengeluh mual dan muntah. Resobsi makin baik tapi sering terjadi konstipasi.
d. Tulang dan gigi
Kebutuhan kalsium dan fosfor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula untuk pembentukan HB janin.

e. Kulit
Pada kulit terdapat hiperpegmentasi pada muka disebut sebagai Cloasma gravida (masker kehatnilan), pada areola mamae, pada papilla mamae dan pada perut disebut linea nigra striae, linea alba, serta pada vulva.
f. Kelenjar endokrin
- Kelenjar tiroid = dapat membesar sedikit
- Kelenjar hipofise = dapat membesar terutama lobus anterior
- Kelenjar adrenal = tidak begitu dipengaruhi
2.1.7 Diagnosa Kehamilan
a. Tanda-tanda dugaan / kemungkinan hamil
1. Amenore
2. Mual (nousea) dan muntah (emesis)
3. Ngidam, terutama pada trimester 1
4. Pingsan/sincope
5. Payudara tegang, karena pengaruh hormon estrogen dan progestorene
6. Sering kencing pada trimester 1 dan 3, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar pada trimester 1 dan karena tekanan kepala janin pada trimester 3.
7. Konstipasi karena tonus-tonus usus menurun oleh hormon steroid
8. Pigmentasi kulit (perubahan wama kulit) karena pengaruh hormone kortikosteroid. Pada muka (Cloasma gravida), pada aerola mamae, pada leher, pada dinding perut (line nifra), serta pada vulva.
9. Varises, karena pemekaran vena-vena dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya pada trimester akhir
10. Epulis (pada gusi), yaitu karena hipetrofi dari papil gusi
11. Lelah (fatigue)

12. Tidak selera makan (anoreksia) hanya pada trimester pertama, kemudian selera makan pulih kembali
13. Tidak tahan bau-bauan. (Prawirohardjo,2002:125)

b. Tanda Tidak Pasti Hamil
1. Rahim membesar
a. Tanda Heger
Segmen bahwa rahim melunak, yaitu dengan cara : Dua jari tangan dalam diletakkan didalam fornik posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka istmus uteri tidak teraba (sangat lunak) seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan cerviks.
b. Tanda Chadwicks
Selaput lendir vulva dan vagina membiru
c. Tanda Piscaseck
Fundus uteri teraba tidak rata karena uterus lebih cepat bertambahnya di daerah implantasi telur.
d. Kontraksi Braxton Hicks
Waktu dirangsang (palpasi dan toucher rahim), uterus langsung mengeras / berkontraksi.
e. Teraba Ballotement
Bulan ke IV dan V kehamilan, janin melenting didalam rahim, jika rahim didorong atau digoyangkan.
f. Reaksi Kehamilan Positif
Pemeriksaan hormon HCG pada air kencing lebih cepat dan akurat reaksi kehamilan bergantung HCG yang beredar dan 0,5 satuan Internasional HCG per mil air kencing. Kadar 500 satuan Internasional HCG sehari baru didapatkan pada 8 hari sesudah haid yang tidak datang, atau 20 hari sesudah fertilisasi.

c. Tanda Pasti Hamil
1. Gerakan janin dalam rahim
Terlihat / teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
2. Denyut jantung janin
Didengar oleh stetoskop Laenec, dapat didengar 18-20 minggu kehamilan, didengar oleh alat fetal electrocardiograf umur kehamilan 12 minggu, didengar USG umur kehamilan 12 minggu. Dilihat USG 6 minggu haid terakhir dapat dilihat adanya kantong janin, pada kehamilan 13 minggu kepala janin dapat terdeteksi. Dilihat rontgen, dapat melihat tulang-tulang janin, tetapi sekarang tidak dibenarkan lagi. (Prawirohardjo,2002:129)
2.1.8 Penatalaksanaan
Hal yang perlu dilakukan pada ANC adalah :
1. Sapa ibu dan keluarganya dan buat ia merasa nyaman
2. Melakukan anamnesa
3. Mendengarkan dan mencatat apa yang dikatakan ibu
4. Melakukan pemeriksaan fisik
5. Memberikan konseling tentang nutrisi, istirahat, kebersihan,
pemberian ASI, KB paska berslain, dan tanda bahaya, kegiatan
seks, kegiatan sehari-hari dan pekerjaan, olahraga ringan, obat-
obatan, merokok, bahkan pakaian, serta promosi kesehatan
mengenai imunisasi TT, tablet Fe.
6. Melakukan pemeriksaan laboratorium
7. Membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan patologis
8. Persiapan rujukan untuk suatu keadaan patologis
9. Menentukan jadwal kunjungan ulang
10. Melakukan pendokumentasian

a. Jadwal Kunjungan
Setiap wanita hamil menghadapi komplikasi yang bias mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4x kunjungan selama periode antenatal yaitu :
- TM I : di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan
- TM II : dari bulan 4 sampai 6 bulan
- TM III : dari bulan ke 7 sampai ke 9 bulan (Prawirohardjo, 2001:89)
- TM IV : usia kehamilan antara 20 minggu - 48 minggu (Hahifa, 1999:125)
b. Informasi Penting
Adapun pada setiap kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil perlu mendapatkan informasi yang penting yaitu :
1. Kunjungan TM I (sebelum minggu ke 14)
a. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
b. Mendeteksi masalah dan penanganannya
c. Mencegah masalah seperti tetanus, anemia, dan kekurangan zat besi
d. Kesiapan melahirkan & persiapan untuk menghadapi komplikasi
e. Mendorong perilaku yang sehat
2. Kunjungan TM II (sebelum minggu ke 28)
a. Kewaspadaan khusus tentang preeklampsi akibat kehamilan yang harus dipantau, tekanan darah dan protein urin.
b. Memberikan tablet Fe
c. Tanyakan tanda-tanda yang menunjang keadaan tersebut
3. Kunjungan TM III (antara minggu ke 28 - minggu ke 36)
a. Lakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
b. Deteksi letak bayi yang tidak normal / kondisi lain yang menentukan kelahiran sakit
c. Persiapan kelahiran
d. Persiapan menyusui
»»  Baca Selengkapnya....

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS) masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat baik ditinjau dari segi kesehatan, politik, maupun sosial ekonomi. Angka kejadian PMS cenderung terus meningkat di berbagai negara di dunia. Kegagalan dalam diagnosis maupun terapi pada tahap ini mengakibatkan timbulnya komplikasi yang cukup serius misalnya infertilitas, KET, kematian janin, infeksi bayi baru lahir, BBLR, kanker anus dan alat kelamin, bahkan dapat pula menyebabkan kematian.
Infeksi HIV/AIDS yang telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa PMS dapat meningkatkan resiko penularan HIV melalui jalur seksual. Penyakit-penyakit seperti sipilis dan herpes genitalis berpotensi besar untuk meningkatkan resiko tertularnya HIV/AIDS.
Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya berbatas genitor-genital saja (anus/alat kelamin) sehingga selain yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas pada daerah genital saja, tetapi dapat juga dari arena lain dari tubuh. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa semua PMS harus ditularkan melalui kelamin. Ada beberapa penyakit tertentu yang ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat handuk, thermometer dan sebagainya. Selain itu PMS/Kelamin dapat ditularkan dari ibu pada bayi dalam kandungannya.

Gejala-Gejala PMS
Gejala-gejala yang dapat dilihat
a.Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan
b.Saat membuang air kecil terasa sakit
c.Gatal pada alat kelamin
d.Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita)
e.Meski tanpa gejala, dapat menularkan penyakit bila sudah tenang.
Akibat yang ditimbulkan :
1.Pada emosi : ketakutan, rasa mau, bersalah
2.dapat menular dari ibu kepada bayinya
3.Gangguan/cacad pada bayi yang dikandung
4.Kemandulan pada pria dan wanita.
5.Kematian
Faktor Angka Kejadian PMS
Peningkatan angka kejadian PMS disebabkan beberapa faktor :
1.Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan
2.Seks, bebas, norma moral yang menurun
3.Kurangnya pemahaman tentang seksualitas dan PMS
4.Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi
5.Urbanisasi dan pengangguran
6.Kemiskinan
7.Pengetahuan
8.Pelacuran
Penularan PMS pada umumnya adalah melalui hubungan seksual (95%), sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, plasenta (dari ibu kepada anak yang dikandungnya). Sumber penularan utama adalah WTS (80%).
Jenis-Jenis PMS
PMS yang sering dijumpai di masyarakat adalah :
a.Sifilis
b.Gonore (GO)
c.Limfagranuloma verineum
d.Herpes
e.Kandiloma akuminata
f.Kutuan kelamin
Penanganan kasus PMS yang efektif ditujukan untuk mengobati dan mencegah terjadinya penyebaran/penularan, mengurangi dan mencegah perilaku beresiko tinggi mendatang. Serta memastikan mitra seksual secara tepat. Hal ini dilakukan dengan serangkaian penatalaksanaan :
a.Diagnosis yang tepat
b.Pengobatan yang efektif
c.Pendidikan untuk mengurangi dan mencegah faktor resiko
d.Pemakaian kondom
Penyakit seksual sangat penting karena terkait dengan perjalanan penyakit dan kemungkinan penularan lebih lanjut. Karena itu harus diperhatikan pasangan-pasangan yang beresiko tinggi.
a.Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun. Walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah. Syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut.
b.Gonore (GO)
Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah “kencing nanah” masa inkubasi 3 – 5 hari.
c.Limfogranuloma venerium
Masa inkubasi 1 – 4 minggu pada tempat masuknya mikroorganisme dan beberapa minggu kemudian timbul pembengkakan kelenjar getah bening. Tumor tampak merah dan nyeri, perlunakan yang terjadi tidak serentak sehingga memecah dengan fistal. Penyakit meluas kekelenjar getah bening di rongga panggul.
d.Herpes Genitalis
Penyakit ini tidak dapat diberantas secara tuntas dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan. Herpes genitalis disebabkan oleh virus simpleks tipe 1 dan tipe 2.
e.Kandiloma Akuminata
Masa inkubasi 2 – 3 bulan. Cara penularan melalui hubungan seksual
f.Kutuan Kelamin
Adalah suatu penyakit kelamin yang ditandai gatal pada kemaluan yang disebabkan oleh sejenis kutu.
»»  Baca Selengkapnya....